Friday 16 May 2014

FF One Shot - Love Thousand Years


Masih ingat dengan Legenda Ular Putih ‘kan? Nah, sekarang silahkan baca remake Legenda Ular Putih versi @kumiykami ^^ !! So this is not my own story.



             “Soon Gyu…!” teriak gadis itu berkali-kali, “Soon Gyu…!” ulangnya. Sudah seharian gadis itu berkeliling hutan mencari adiknya yang menghilang entah ke mana. Tanpa disadarinya, seorang pemuda telah mengamatinya sejak tadi          
            “Maaf… anda mencari siapa Nona?” pemuda itu mencoba menyapa.
            “Aku mencari adikku. Entah ke mana perginya…” jawab gadis itu.
            “Sedari tadi aku di sini namun tidak seorang pun yang datang, kecuali anda…” lanjut pemuda itu dengan pipi yang merona.
            “Huh… ke mana lagi perginya anak itu? Awas saja kalau dia bikin gara-gara!” kesal gadis itu dalam hati.
            “Anda masuk ke hutan yang lebat seperti ini, apa anda tidak takut? Apa lagi sendirian!” ucap pemuda itu yang seakan tidak ingin melepas moment untuk sekedar ngobrol dengan gadis itu. Gadis itu tersenyum, manis sekali sampai-sampai pemuda di hadapannya semakin merona.
            “Memangnya kenapa dengan hutan ini?” tanya gadis itu.
            “Kudengar dari penduduk desa, hutan ini sangat angker dan berbahaya. Selain binatang buas, hutan ini juga dihuni oleh siluman!”
            “Siluman?” gadis itu terkejut.
            “Uhm… benar!” pemuda itu mengangguk serius. “Berdasarkan desas-desus yang kudengar, ada dua ekor siluman ular! Penduduk desa pernah melihat seekor ular hijau raksasa memangsa ternak penduduk yang sedang minum di sungai tepi hutan ini!”
            “Dan anda percaya?” tanya gadis itu.
            “Sebelum aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, maka aku tidak akan percaya!”
“Huh… dasar anak itu, sudah kubilang jangan menganggu ternak manusia!” bisik gadis itu. “Anda sendiri tidak takut masuk ke hutan ini, bagaimana bila anda bertemu dengan siluman itu?”
“Ehm… itu…” pemuda itu nampak gelagapan hingga membuat si gadis tersenyum geli.
“Apa yang anda lakukan di hutan ini?” si gadis mengganti topic pembicaraan.
“Aku sedang mencari tanaman-tanaman mujarab untuk dijadikan obat. Hutan yang lebat biasanya menyimpan banyak tanaman berkhasiat.”
“Anda seorang tabib?” tanya gadis itu. Akhirnya gadis dan pemuda itu beriringan menelusuri hutan sambil berbincang-bincang ringan. Di tengah perjalanan, si gadis membulat matanya sebab tiba-tiba saja seekor ular hijau sebesar pohon muncul. Untung saja pemuda yang menemaninya itu tidak melihat sebab ia membelakangi ular itu. Secara sembunyi-sembunyi si gadis mengambil giok seukuran kerikil lantas menyentil kepala ular itu dan…
“Aggghh…” terdengar rintihan kesakitan dari balik pohon, tentu saja sang pemuda kaget dan berbalik ke arah sumber suara.
“Oh… ternyata kau di sini?” si gadis menyapa ular yang baru saja disentilnya menggunakan giok ajaib hingga ular hijau itu berubah secara ajaib menjadi seorang gadis.
“Hiks… Kakak, sakit!!” ringis gadis jelamaan itu.
“Yang mana yang sakit?” tanya gadis yang dipanggilnya kakak, jelas sekali dia pura-pura.
“Jadi dia adik anda?” tanya pemuda itu. Si gadis yang ditanyai pun mengangguk.
“Ehm… maaf, kami harus pulang. Hari sudah menjelang gelap, permisi! Anda juga pulanglah, jangan sampai anda bertemu dengan siluman ular yang diceritakan warga desa.” Gadis itu bergegas membawa adiknya pergi, sementara si pemuda nampak kecewa harus ditinggal pergi.
~~~
  “Sudah Kakak bilang, jangan menganggu manusia! Kau bisa kena masalah!” si gadis memberi nasehat pada adiknya begitu mereka sampai di gua tempat mereka tinggal.
“Aku tidak mengganggu manusia! Aku hanya melahap ternaknya!” bela adiknya.
“Mengganggu ternak mereka, sama saja mengganggu mereka. Kau pikir manusia akan diam saja bila satu persatu ternaknya hilang?”
“Kak… aku bosan makan kelinci atau babi hutan, parahnya lagi kalau malam hanya makan nyamuk! Aku juga ingin makan sapi yang gemuk dan sehat!”
“Diamlah! Jangan banyak alasan, bagaimana pun kau tidak boleh menganggu manusia. Ingat, kita bisa berada dalam masalah bila mengganggu mereka. Kau hanya boleh makan dari hutan, bukan dari desa!”
“Kejam!!” ledek adiknya. Beberapa saat kemudian hidung gadis remaja itu mencium aroma yang begitu dirindukannya.
“Kakak punya sesuatu untukmu!” si gadis yang lebih tua muncul sambil membawa sekerat daging.
“Huwwwwaaa… daging sapi!!” adiknya kegirangan. “Kakak memang baik!!” dia memeluk kakaknya.
“Padahal barusan kau bilangi aku kejam!”
“He…he…he…” si gadis remaja itu nyengir. Dia makan dengan lahapnya tanpa menyisahkan apapun meski hanya sepotong tulang. “Enak sekali Kak! Dari mana kakak mendapatkan daging ini?”
“Kakak membelinya di pasar desa…”
“Dari mana kakak dapat uang?” tanya si adik, sang kakak hanya tersenyum penuh arti.
Hari telah larut, sudah saatnya kedua ular siluman itu beristirahat. Mereka tidur di atas batu dalam wujud ular mereka, ular putih dan ular hijau.
“Kak… siapa pemuda tadi?” tanya si adik yang ternyata belum terlelap.
“Entahlah, aku bertemu begitu saja dengannya saat mencarimu. Dia bilang dia seorang tabib, dia masuk ke hutan mencari tanaman obat…”
“Sepertinya dia tertarik pada kakak…”
“Jangan bercanda, lekaslah tidur!”
“Aku serius Kak, menurutku dia benar-benar menyukai Kakak!”
“Apakah dia akan tetap menyukaiku bila tahu aku adalah ular? Sudahlah jangan dibahas lagi! Tidurlah!”
~~~
Cho Kyuhyun, itulah nama pemuda itu. Seorang sarjana obat-obatan yang kembali dari kota ke desanya untuk mengabdi sebagai tabib. Seorang pemuda dari keluarga saudagar yang sangat berpengaruh di desanya. Semenjak pertemuan pertamanya dengan gadis berhanbok putih di tengah hutan itu, matanya begitu sulit terpejam karena selalu terbayang senyuman gadis itu. Ya… dia telah jatuh cinta sejak pandangan pertama, baru kali ini dia merasakannya. Meski dia seorang tabib, namun sungguh dia tidak tahu obat dari penyakit rindu yang menderanya setiap waktu.
Ibunya marah saat tahu ia masih berani menelusuri hutan, namun perasaan rindunya pada gadis berhanbok putih membuatnya berani menentang kamarahan ibunya yang termakan mitos siluman ular. Ibunya takut terjadi sesuatu pada putra bungsunya itu, ibu mana yang rela melepas anaknya ke dalam bahaya sekalipun itu adalah mitos. Namun sekali lagi, cinta telah membutakan mata pemuda itu. Sekalipun mitos itu benar, dia akan tetap masuk ke hutan agar dapat bertemu dengan gadis pujaan hatinya.
Malang sungguh tak dapat dicegah, telah berhari-hari Kyuhyun menelusuri hutan namun tidak juga menemukan sosok gadis yang telah mencuri hatinya itu. Sang tabib muda benar-benar merasakan kepayahan karena tidak dapat melihat wajah gadis yang selalu bermain di pulupuk matanya. Dia sangat menyesal, mengapa dulu dia tidak menanyakan di mana gadis itu tinggal, bahkan nama pun dia tidak tahu.
Di tengah udara pagi yang cerah, dia berjalan menelusuri pasar dengan perasaan kelabunya. Di hatinya masih terus meneriakkan penyesalan karena tidak dapat menemui gadis pujaan hatinya itu. Bangja, pelayan setianya yang selalu mengikutinya pun tak tahan melihat keresahan hati sang tabib muda itu. Dia memisahkan diri sejenak dengan tuannya untuk pergi membeli buah.
“Istirahatlah dulu Tuan dan cicipilah apel ini. Rasanya begitu manis dan daging buahnya sangat lezat!” bujuk Bangja setelah pergi membeli buah. Kyuhyun menurut, kebetulan dia juga sudah lelah berkeliling pasar tanpa arah.  
“Segar sekali, sepertinya ini apel liar. Kau membelinya di mana?” ucap Kyuhyun.
“Aku membelinya dari seorang gadis penjual buah. Dia sangat cantik, seperti peri saja! Apa lagi dia mengenakan hanbok putih yang membuat wajahnya terlihat semakin cerah!”
“Gadis cantik berhanbok putih?!” Kyuhyun terkejut. “Antar aku ke tempat kau membeli apel ini!” pintanya. Seberkas harapan bersemi di hati pemuda itu, bagaimana tidak, dari semua ciri yang dia kumpulkan, semua membawanya pada satu sosok gadis yang hampir membuatnya kehilangan kewarasan. Apel liar yang tentu hanya tumbuh di hutan tempat ia dan gadis itu pertama kali bertemu, gadis cantik dengan hanbok putih pun menambah keyakinannya.
Senyuman pun merekah di bibir indah pemuda itu, senyuman yang akhir-akhir ini jarang nampak di bibir tipisnya. Ternyata gadis penjual buah itu adalah gadis yang selama ini dia pikirkan. Tebakannya tidak salah, akhirnya setelah sekian lama dia didera rindu yang tak bertepi, dia dapat bertemu dengan gadis itu kembali.
“Nona… anda masih ingat aku?” sapa Kyuhyun penuh antusias pada gadis penjual buah. Si gadis terlihat bingung sesaat namun kemudian dapat tersenyum lagi,
“Anda tabib muda yang berjumpa denganku di hutan seminggu yang lalu!” tebaknya. Kyuhyun mengangguk girang, pemuda itu begitu bahagia masih diingat oleh gadis itu.
“Aku Cho Kyuhyun, nama anda siapa?” Kyuhyun tak mau melepas kesempatan lagi, dia harus tahu siapa nama gadis itu bahkan bila perlu di mana gadis itu tinggal.
“Aku… Soon Young, Lee Soon Young!” jawab gadis itu.
Sejak saat itu, sepasang muda-mudi itu semakin akrab. Mereka selalu bertemu baik di pasar maupun di hutan. Menghabiskan waktu bersama baik sekedar berbincang-bincang maupun menemani Kyuhyun mencari tanaman obat. Semakin lama, perasaan mereka semakin nampak. Mereka saling menyukai, saling tertarik.
~~~
“Kakak!!!” Soon Gyu memekik memanggil kakaknya,
“Kau kenapa? Suaramu besar sekali!”
“Benar kakak berjualan di pasar? Untuk apa kakak melakukannya?”
“Memangnya kenapa kalau kakak berjualan di pasar? Apa itu salah?”
“Kakak melarangku mengganggu manusia tapi kakak sendiri yang masuk ke lingkungan manusia!”
“Apakah berjualan termasuk perbuatan mengganggu manusia? Kalau kakak tidak berjualan kau tidak dapat makan daging sapi setiap hari!” Soon Gyu tertegun, ditatapnya kakaknya seperti tidak percaya…
“Kakak berjualan demi aku?”
“Kau tahu sendiri, daging sapi itu mahal, kakak tidak mau memberimu makan dengan hasil curian. Jadi mau atau tidak, kakak harus mengumpulkan uang untuk membelikan apa yang kau inginkan!”
“Tapi berhubungan dengan manusia bukannya berbahaya Kak, bagaimana bila kau ketahuan seekor ular? Berhentilah berjualan Kak, aku tak masalah bila hanya makan kelinci atau babi hutan, nyamuk pun tak mengapa, asalkan kakak tidak dalam bahaya!”
“Soon Gyu…” Soon Young begitu terharu mendengar penuturan adiknya. Wajah Soon Young tiba-tiba berubah serius, “Dia sudah datang!” ucapnya.
“Siapa?” tanya adiknya.
“Kyuhyun!”
“Siapa Kyuhyun itu?” Soon Young hanya tersenyum menjawab pertanyaan adiknya.
“Kau pasti sudah lapar, kakak punya daging sapi untukmu. Makanlah dan setelah itu beristirahtalah!” Soon Young bergegas merapikan hanbok dan dandanannya.
“Kakak mau ke mana?”
“Kyuhyun mengajak kakak ke pesta lampion malam ini!”
“…” Soon Gyu terdiam sendiri.

Gadis siluman itu telah menunggu di tepi hutan, tak berapa lama seorang pemuda dengan mengendarai seekor kuda berhenti di dekatnya. Ya, pemuda itu adalah Kyuhyun, senyumannya membuat gadis itu ikut tersenyum. Diraihnya tangan gadis itu dan membantunya naik ke punggung kuda setelahnya mereka pun bergegas ke pesta lampion. Di balik pohon, di tengah remangnya cahaya bulan, seekor ular hijau raksasa menatap kepergian mereka dengan tatapan tidak suka.

Kyuhyun dan Soon Young begitu menikmati suasana perayaan lampion. Bagitu banyak pengunjung dan lampion yang menyala baik di jalan maupun di hulu sungai. Sepanjang malam mereka selalu tersenyum bahagia, sampai tengah malam tak terasa menjelang. Sudah saatnya Kyuhyun mengantar Soon Young pulang, alangkah terkejutnya mereka saat mendapati kuda yang dikendarai Kyuhyun tadi terkapar di tanah. Kuda itu mati dengan leher yang hampir terputus di belakang pemukiman warga.
Soon Young menatapnya curiga, dia merasa ada yang tidak beres dengan semua ini semetara Kyuhyun tak dapat berkata-kata saking kagetnya. Angin kencang datang secara tiba-tiba dan muncullah seekor ular hijau raksasa dengan mulut yang menganga tepat di hadapan Kyuhyun. Taring ular itu bahkan lebih besar dari ukuran tubuh Kyuhyun, tak pelak lagi tabib muda itu pingsan seketika. Syuuut… Soon Young mengibaskan tangannya hingga mengeluarkan angin yang cukup membuat ular raksasa itu mundur beberapa meter.
“Apa yang kau lakukan?!” bentaknya pada ular itu yang tak lain adalah adiknya. “Kau membunuh kudanya dan membuatnya pingsan, sebenarnya apa yang kau inginkan?”
“Aku tidak suka kakak berhubungan dengan pemuda itu!” balas ular raksasa dengan suara yang menggelegar. “Manusia adalah sumber masalah, kita tidak boleh berhubungan dengan mereka apapun alasannya. Mereka hanya akan mencelakai kita, dan aku tidak mau kakak mengalami hal itu!”
“Kyuhyun pemuda yang baik, kau tidak mengenalnya saja makanya kau berpikiran yang tidak-tidak!”
“Ya… mungkin Kyuhyun pemuda yang baik, tapi orang-orang di sekitarnya belum tentu sebaik dia!” Sang kakak terdiam, “Kakak telah dibutakan oleh cinta dan aku tidak akan membiarkan kakak celaka, bagaimana pun caranya kakak harus menjauhi pemuda itu!”
“Apa yang akan kau lakukan?”
“Aku tak punya pilihan lain, terpaksa aku harus membunuhnya!” Ular Hijau raksasa itu mengeluarkan taringnya, mencoba untuk memangsa pemuda yang terkulai tanpa kesadaran itu. Buuggh… Soon Young menahan serangan dengan kibasan ekornya, ia berubah menjadi seekor ular putih raksasa dan akhirnya bertarung sengit dengan adiknya sendiri.
Soon Gyu bukanlah tandingan Soon Young, dia masih teringgal beberapa ratus tahun bertapa hingga dia tak mungkin mengalahkan kakaknya. Namun demikian, dia tetap teguh menghabisi nyawa Kyuhyun, pemuda yang menurutnya dapat membahayakan nyawa kakaknya. Soon Young tak punya pilihan lain, dikeluarkannya tenaga dalamnya untuk menghentikan serangan adiknya. Si ular hijau pun terlempar ke tanah dan berubah ke wujud manusia.
“Uhukk…uhukkk…” Soon Gyu terbatuk-batuk sambil memegangi dadanya yang sakit, nampak darah segar keluar dari mulutnya.
“Soon gyu…!” pekik kakaknya yang langsung kembali ke wujud manusianya dan menghampiri adiknya yang terkulai di tanah. “Maaf… maafkan kakak, kakak tidak bermaksud untuk melukaimu,” Soon Young menangis pilu.
“Tinggalkan dia Kak, jangan lagi berhubungan dengannya. Semua demi keselamatan kakak, kumohon!”
“Baiklah… kalau itu maumu, akan kakak lakukan!” Soon Young pun pasrah.
~~~
Pertemuan di malam perayaan lampion kala itu adalah pertemuan terakhir antara Kyuhyun dan Soon Young. Seperti permintaan adiknya, Soon Young pun meninggalkan Kyuhyun. Malam itu, setelah mengantarkan Kyuhyun yang masih pingsan kembali ke rumahnya, Soon Young dan Soon Gyu pun tak pernah lagi muncul.
Tiada terkira hancurnya perasaan Kyuhyun, setelah kejadian malam itu dia tak dapat lagi menemukan sosok gadis yang telah bersemayam di hati dan pikirannya. Apakah Soon Young menjadi korban siluman ular itu, entahlah… dia tidak tahu. Dikunjunginya pasar dan hutan namun tak sekalipun dia menemukan Soon Young. Ke mana dia harus mencari sedangkan kediaman Soon Young pun dia tidak tahu.
Berminggu-minggu Kyuhyun larut dalam kesedihan dan hal itu membuatnya semakin lemah. Sekalipun dia tabib, namun dia tak dapat mengobati penyakitnya. Soon Young pun tak jauh berbeda, sakit karena terpisah dari orang yang dicintainya membuatnya menderita sepanjang waktu. Meskipun dia siluman dengan ilmu bertapa ratusan tahun, sakit tanpa penawar yang dideritanya saat ini membuatnya lemah tanpa tenaga.

Sore itu Kyuhyun kembali ke tengah hutan, didatanginya lagi tempat ia dan Soon Young pernah bertemu namun sekali lagi kekecawaan menderanya. Ia tak menemukan sosok pujaan hatinya itu, ditariknya napasnya dalam seakan begitu sulit untuk menghirup oksigen.
“Kyuhyun-ssi…” tegur seseorang dari belakangnya. Pemuda itu segera berbalik, dia cukup terkejut saat tahu Soon Gyu lah yang menyapanya.
“Nona Soon Gyu… di mana kakakmu? Aku tidak pernah lagi melihatnya, dia tak lagi datang ke pasar berjualan buah… apa dia baik-baik saja?”
“Kakakku sakit, maukah kau datang menjenguknya?” pinta Soon Gyu. Mereka pun menelusuri hutan hingga sampai di sebuah rumah di tepi sungai. Ternyata dengan sihirnya, Soon Gyu telah menipu penglihatan Kyuhyun hingga gua tempatnya tinggal terlihat seperti rumah. Soon Gyu membawa pemuda itu ke sebuah kamar di mana di dalamnya, kakaknya terbaring lemah.
“Nona Soon Young!” tegur Kyuhyun yang terkejut melihat keadaan gadis yang sangat dirindukannya.
“Tuan Kyuhyun!” Soon Young pun tak kalah terkejutnya, bagaimana Kyuhyun bisa menemukan guanya, pikir gadis itu dalam hati. Adiknya tersenyum di balik pintu, Soon Young pun sadar apa yang sebenarnya telah terjadi.
Lama sepasang sejoli itu saling melepas rindu setelah berminggu-minggu tak bersua. Kini keadaan mereka nampak lebih baik dari sebelum mereka kembali bertemu. Ya… pertemuan telah membuat mereka bangkit, mereka menemukan harapan sekali lagi. Menjelang malam Kyuhyun baru pulang, diantar oleh Soon Gyu. Sekembalinya adiknya ke gua, Soon Young memeluknya dan menangis terharu.
“Terima kasih banyak kau telah mempertemukan aku dengannya…” isak gadis yang tengah menderita karena perasaan cintanya itu.
“Aku yang seharusnya meminta maaf Kak, tak seharusnya aku memisahkan kalian. Cinta kalian begitu dalam dan tulus, persetan apa kata langit, yang jelas kalian saling menyayangi. Aku tak dapat melihat Kakak terpuruk seperti ini, kini aku mengizinkan kakak mencintainya seperti yang kakak inginkan. Apapun yang akan terjadi nantinya, akan kita hadapi bersama.”
“Soon Gyu… terima kasih!” isak haru Soon Young.

Singkat cerita akhirnya Soon Young dan Kyuhyun dapat saling mencintai tanpa halangan lagi. Kyuhyun pun mantap melamar Soon Young untuk dijadikan istrinya, kedua orang tuanya pun setuju menerima Soon Young sebagai menantu. Tentu saja tanpa mengetahui siapa Soon Young yang sebenarnya, gadis itu mengelabui keluarga Kyuhyun dengan mengatakan ia yatim piatu sejak masih kecil dan hanya tinggal berdua bersama adiknya Soon Gyu.
Pesta pernikahan mereka dirayakan dengan meriah, Kyuhyun dan Soon Young menjadi pasangan pengantin yang begitu bahagia. Sejak Soon Young menjadi menantu di keluarga Cho, bisnis obat-obatan milik keluarga berkembang pesat. Ternyata Soon Young juga sangat mahir meramu obat, dan obat yang dibuatnya bersama suaminya sangatlah mujarab. Bagaimana tidak, tanpa sepengetahuan suaminya, Soon Young juga mentransfer energi chi yang dimilikinya ke dalam ramuan obat itu.
Soon Young dan Kyuhyun hidup dengan bahagia, setiap harinya menolong orang yang sakit dan meramu obat bersama, mereka menjadi sepasang suami istri yang begitu kompak. Soon Young dicintai oleh keluarga dan masyarakat, itu karena selain ramah, dia juga selalu menolong orang yang kesusahan.
Kemasyuran Kyuhyun sebagai tabib yang handal pun menyebar sampai ke seluruh negeri, banyak pasien yang jauh-jauh datang berobat kepadanya dengan harapan dapat memperoleh kesembuhan lewat tangan dingin Kyuhyun dan istrinya. Suatu ketika seorang pendeta muda dari pulau seberang tiba di desa, dia begitu penasaran pada cerita orang-orang tentang kehebatan Tabib Kyuhyun.
Pendeta muda itu berpapasan dengan seorang warga yang baru saja pulang berobat dari Tabib Kyuhyun. Pendeta itu mencium sesuatu yang tidak biasanya dari warga desa itu, dihentikannya warga itu dan diperiksanya denyut nadinya.
“Tebakanku benar, di desa ini ada siluman!” bisiknya dalam hati.
“Pendeta, apa anda juga akan berobat pada Tabib Kyuhyun? Datanglah segera sebab dia sedang membagikan obat-obatan gratis!” ujar sang warga. Pendeta itu tersenyum simpul dan meminta sampel obat yang diterima warga itu, “Benar… di dalam obat ini terkandung energi chi seorang siluman,” ucapnya pelan.
Tak butuh waktu lama, akhirnya pendeta muda itu tiba di kediaman Kyuhyun. Dia mencium aroma siluman yang sangat pekat di sekitar kediaman tabib itu. Seperti biasa, keluarga Cho adalah penganut agama Budha yang taat dan begitu melihat ada seorang pendeta yang datang, mereka pun langsung menyambutnya dengan ramah, tak terkecuali Soon Young dan Soon Gyu.
“Aku Pendeta Choi Siwon, bila anda berkenan, aku ingin menginap untuk beberapa hari selama aku melakukan pencerahan di kuil,” ucap pendeta muda itu. Tentu saja Keluarga Cho menerimanya dengan senang hati, mereka yakin bila menolong hamba Budha akan diberikan rejeki yang melimpah.
Awalnya Soon Young tidak merasakan sesuatu yang aneh dari kedatangan pendeta muda itu ke kediamannya, namun lama kelamaan dia menyadari ada sesuatu yang salah dari tatapan pendeta itu padanya dan pada Soon Gyu, ya hanya pada mereka berdua. Setelah lelah bekerja seharian, Soon Young pun melepas lelah dengan berendam air hangat seperti biasanya. Awalnya dia tidak merasakan keanehan namun beberapa lama berlalu dia merasakan sesak. Tubuhnya melemah dan seperti terbakar, dia begitu terkejut saat menyadari ekor ularnya nampak.
“Kenapa bisa keluar, bukannya aku tidak menjelma?” ucapnya. Perlahan tubuhnya dipenuhi sisik, dalam hitungan detik dia akan berubah penuh menjadi seekor ular. Dia menggelepar-gelepar, napasnya sesak dan tubuhnya terasa terbakar. Mendengar ada sesuatu yang aneh di kamar istrinya, Kyuhyun pun mencoba menghampirinya.
“Adik… apa kau baik-baik saja?” tanya Kyuhyun dari luar. Saat tak ada jawaban, Kyuhyun pun semakin khawatir. Dia berusaha membuka pintu kamar itu tapi untung saja Soon Young menahannya dengan ekornya, sementara dia sendiri tengah berjuang menahan sakit yang tiba-tiba saja membuatnya berubah wujud.
“Adik… bukalah pintunya, apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun sekali lagi,
“Tidak apa-apa Kak, aku baik-baik saja!” jawab Soon Young,
“Tapi kenapa ada ribut-ribut di dalam? Biarkan aku masuk!”
“Jangan!” tolak Soon Young, “Aku belum selesai berpakaian!” dustanya. Akhirnya setelah beberapa lama, dia dapat menguasai dirinya. Dia mengeluarkan segenap tenaga dalamnya untuk mengembalikan dirinya ke wujud manusia lagi.
“Ada apa? Kenapa aku mendengar bunyi ribut-ribut tadi?” tanya Kyuhyun begitu ia masuk ke kamar dan mendapati istrinya terbaring lemah. “Adik, wajahmu sangat pucat!” tegur Kyuhyun.
“Oh… mungkin karena aku terlalu lelah…” ucap Soon Young. “Kakak, apa kau memberi sesuatu ke dalam air mandiku?” tanya Soon Young.
“Oh iya, Pendeta Choi memberiku sebotol kecil ramuan yang katanya sangat baik untuk mengembalikan energi positif seseorang, aku menuangkannya semua ke bak mandimu sebab kulihat hari ini kau begitu lelah,”
“Sudah kuduga, pendeta itu bukanlah pendeta sembarangan…” jerit Soon Young dalam hati.
Kyuhyun pun meninggalkan istrinya di kamar untuk beristirahat. Tanpa diketahui olehnya, Soon Young meminta adiknya membawanya kembali ke gua ular mereka. Di sana adiknya menyalurkan tenaga dalam untuk mengembalikan kekautan Soon Young yang telah habis untuk mengubah wujud ularnya kembali ke wujud manusia.
“Apa yang terjadi sebenarnya Kak? Kenapa Kakak jadi begini?” tanya adiknya usai membantu kakaknya bersemedi.
“Pendeta Choi itu, dia bukan pendeta biasa. Dia tahu kalau kita adalah siluman!”
“Apa??” pekik Soon Gyu.
“Maka dari itu, kau harus berhati-hati. Jagalah jarak dengannya kalau perlu jangan sampai berada dekat dengannya.”
~~~
Soon Gyu memperhatikan gerak-gerik Pendeta Choi dari jauh, di matanya jelas sekali tersirat perasaan tidak suka akan kehadiran pendeta itu. Sementara kakaknya sendiri berusaha tetap ramah menjamu pendeta yang sudah jelas ingin mencelakai mereka.
“Setelah beristirahat, kini wajahmu tidak pucat lagi,” tegur Kyuhyun pada istrinya saat mereka berada di dalam kamar. “Mulai besok, berhentilah meramu obat, biar aku saja yang melakukan semua. Aku tidak mau kau jatuh sakit gara-gara kelelahan bekerja,”
“Kakak… aku baik-baik saja, jadi kau tidak perlu khawatir,” bujuk Soon Young untuk menenangkan suaminya. Dia mengambil sebuah cermin yang tergeletak di atas meja, tanpa dia sangka saat menggunakan cermin itu, wajah yang nampak malah wajah seekor ular putih. Ditutupnya cermin itu segera, Kyuhyun yang melihatnya, merasa aneh.
“Kenapa? Ada apa dengan cermin itu?”
“Oh… tidak apa-apa!” jawab Soon Young gemetaran. “Sial… benda apa lagi yang telah diberikan pendeta itu pada suamiku?” geramnya dalam hati. Tiba-tiba dengan mata ularnya, dia dapat melihat kalau saat ini adiknya dalam bahaya. Segera dia pergi secara sembunyi-sembunyi dari suaminya untuk menyusul adikyna.

“Soon Gyu!” pekik Soon Young saat melihat adiknya terkapar di rumput penuh luka akibat bertarung dengan pendeta muda itu.
“Pendeta, kami tidak pernah menganggumu tapi kenapa kau melakukan ini pada kami?” seru Soon Young
“Maaf, ini memang telah menjadi tugasku. Aku tidak akan membiarkan ada siluman yang berkeliaran di sekitar manusia…”
“Kami juga tak pernah mengganggu manusia, bahkan kami membantunya. Aku menggunakan tenaga chi milikku untuk membuat obat yang dapat menyelamatkan nyawa mereka. Lalu apa ada yang salah dari perbuatanku?”
“Bagaimana pun kalian telah melanggar hukum langit, selamanya siluman dan manusia tak boleh hidup berdampingan apalagi harus hidup sebagai sepasang suami istri!”
“Persetan dengan hukum langit! Kalau memang langit tidak mengizinkan manusia dan siluman saling mencintai, lalu untuk apa langit mempertemukan mereka!” bentak sang adik pada pendeta itu.
“Mereka dipertemukan bukan untuk saling jatuh cinta. Apapun alasannya, manusia dan siluman adalah dua mahluk yang berbeda.” Sang pendeta muda mengeluarkan sebuah simbal emas menyerupai mangkuk dari saku bajunya. Cahayanya begitu menyilaukan hingga kedua siluman itu mundur selangkah.
“Kakak…” Soon Gyu gentar, dia memegang tangan kakaknya.
“Simbal ini akan membantu kalian. Masuklah ke simbal ini dan kalian akan berenkarnasi untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.”
“Pendeta busuk, kau menyuruh kami untuk menghabisi nyawa kami sendiri!” bentak si Ular Hijau.
“Masuklah selagi aku masih meminta kalian masuk dengan sopan. Jangan biarkan aku memaksa kalian masuk dengan kekerasan! Sudah saatnya kalian berhenti bermain-main di alam manusia,”
“Bila aku menolak, bagaimana?” tantang Soon Young.
“Baiklah, kalian tidak menghargai nyawa kalian sendiri, maka aku pun tidak akan sungkan!” ucap pendeta itu. Soon Young memelintir tangan adiknya membuat adiknya berubah wujud menjadi seekor ular kecil, dilemparnya ular hijau itu sejauh mungkin hingga hilang dari pandangan mata sang pendeta.
“Adikku tidak salah apa-apa, yang melanggar aturan langit adalah aku, jadi… hadapi saja aku!” ucap Soon Young yang tiba-tiba berubah menjadi seekor ular putih raksasa. Terjadi pertarungan sengit antara Soon Young dan pendeta itu, meski pendeta itu masih muda namun jelas sekali kemampuan pendeta itu masih lebih tinggi dari ilmu bertapa ratusan tahun yang dimiliki Soon Young. Dalam sekali pukul, Soon Young pun terjatuh tak berdaya di rumput. Darah segar keluar dari mulutnya, dia kehabisan tenaga, bahkan untuk berdiri pun ia tak bisa.
“Maaf, kau sendiri yang memilih cara ini!” ucap sang pendeta dan mengarahkan simbal emas yang dipegangnya pada Soon Young. Seketika sebuah cahaya yang menyilaukan mata menarik Soon Young masuk ke dalamnya. Setelah Soon Young berhasil dilumpuhkan, pendeta itu melanjutkan perjalanannya mencari ular hijau yang telah dibuang oleh kakaknya tadi.
~~~
Kyuhyun mulai bingung mencari keberadaan istrinya, dia telah mencari ke setiap sudut rumah namun tidak juga menemukannya. Para pelayan yang dikerahkannya juga memberikan hasil yang mengecewakannya.
“Apa mungkin dia pergi ke hutan? Untuk apa dia masuk ke hutan tengah malam seperti ini?” gumam Kyuhyun. Andai ibunya tidak melerainya untuk masuk ke hutan, tentulah Kyuhyun akan menyusul istrinya itu. Kyuhyun tak dapat memejamkan matanya meski sesaat, dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan istrinya. Istrinya menghilang bersamaan dengan menghilangnya adik ipar dan pendeta muda yang menjadi tamunya.
Matahari mulai nampak di ufuk timur namun ketika seorang warga desa berlari sambil berteriak ketakutan mengatakan ada siluman ular yang mengamuk di tengah desa.
“Ular, ular, ular!” teriak para warga yang berlarian menyelamatkan diri. Kyuhyun justru berlari melawan arus warga yang ketakutan, dia berlari menuju lokasi siluman ular yang diteriakkan warga. Matanya membulat ketika menyaksikan seekor ular hijau raksasa memporak-porandakan desa, masih jelas dalam ingatannya ular hijau itu pulalah yang dilihatnya di malam perayaan lampion.  
“Pendeta busuk, di mana kau? Kembalikan kakakku!” suara ular hijau itu seakan sanggup membelah tanah.
“Siluman… kau telah melanggar hukum langit dan sekarang beraninya kau menghancurkan desa milik manusia!” tiba-tiba pendeta yang dicari ular itu muncul. Kyuhyun kaget saat menyadari bahwa pendeta yang dimaksud adalah pendeta muda yang menjadi tamunya.
“Kembalikan kakakku sekarang juga!” bentak ular hijau itu. Ditariknya seorang warga desa dengan lidahnya yang bercabang, warga itu meraung-raung kesakitan di sela taring ular raksasa itu. “Aku tidak akan segan memasukkan warga ini ke dalam perutku bila kau tidak segera melepas kakakku!”
“Jangan sakiti mereka, mereka sama sekali tidak tahu apa-apa!” ucap sang pendeta.
“Aku dan Kakakku juga tak pernah menyakitimu tapi apa yang kau lakukan? Kau tega memisahkan kami!” bentak si ular hijau. Pendeta itu tak merespon, si ular pun menjadi marah, tanpa perasaan dia pun memasukkan warga desa itu ke dalam mulutnya. Beberapa orang menjerit menyaksikan kejadian mengerikan itu, akhirnya sang pendeta tidak punya pilihan lain. Dikeluarkannya simbal emas tempat dia mengurung si ular putih, setelah membacakan mantra, sesosok wanita terlempar keluar dari simbal emas.
“Adik!!!!” teriak Kyuhyun saat melihat istrinya terjatuh ke tanah. Ia berniat menghampiri istrinya itu namun dilerai oleh warga desa.
“Kakak!!!” teriak ular hijau hingga manusia yang berada dalam gulungan lidahnya terlempar dan akhirnya selamat. Si ular hijau kembali ke wujud manusia dan segera menolong kakaknya.
“Adik ipar???” Kyuhyun pun terkejut bukan kepalang.
“Istri dan adik iparmu adalah siluman Tabib Cho…” seru seorang warga yang masih belum percaya dengan pemandangan yang ada di depan matanya.
“Menantu…” seorang wanita paruh baya terduduk di tanah, ternyata ibu Tabib Cho ikut menyaksikan kejadian itu.
“Ini yang kalian sebut dengan tidak pernah mengganggu manusia? Lihatlah masalah apa yang kalian timbulkan!” ucap sang pendeta.
“Pendeta busuk, kaulah yang memaksaku melakukan semua ini dan kau malah melimpahkan semuanya padaku!” geram si adik.
“Tabib Cho… sekarang kau bisa melihat wujud asli dari wanita-wanita yang selama ini kau panggil istri dan adik ipar. Maaf… di awal aku tidak dapat berterus terang padamu, semua itu demi menjaga perasaanmu dan perasaan keluargamu!”
“Pendeta busuk, kau benar-benar menyebalkan!” umpat Soon Gyu. Bugghh… tiba-tiba sebuah batu melayang ke arah dua siluman itu,
“Kaulah yang menyebalkan! Dasar siluman!” umpat warga yang melempar mereka. Berawal dari satu warga, akhirnya seluruh warga beramai-ramai melempari kedua siluman bersaudara itu.
“Szzzssttt…” Soon Gyu marah dan menjulurkan lidahnya, dia akan menyemprotkan bisa ke arah mereka yang melempar.
“Jangan Soon Gyu, sudah cukup kita menyusahkan mereka…” lerai kakaknya yang telah kehilangan seluruh kekuatan dan ilmunya karena pengaruh simbal emas.
“Siluman, enyahlah kau dari desa kami!” maki seluruh warga desa.
“Jangan! Jangan! Kumohon jangan lempari mereka lagi!” Kyuhyun memohon pada warga desa agar tidak melempar lagi, istri dan adik iparnya kini berdarah dan terluka. “Bukannya mereka telah menolong kalian, mereka membuatkan obat untuk kesembuhan kalian. Di mana rasa terima kasih kalian?!” isak Kyuhyun yang mencoba melindungi istri dan adik iparnya namun tangannya dipegangi warga.
“Kakak…” isak Soon Young memandang suaminya.
“Tapi bagaimanapun mereka adalah siluman, selamanya siluman hanya akan membuat manusia menderita!” tolak warga. Mereka terus melempari kedua siluman bersaudara itu tanpa ampun. Darah segar yang mengalir dari setiap luka bekas lemparan warga pada tubuh istri dan adik iparnya membuat Kyuhyun terlecut. Entah dari mana datangnya kekautan itu, dia membanting warga yang menahannya. Dia pun segera memberikan perlindungan pada istri dan adik iparnya. Dipeluknya kedua wanita itu agar tidak terkena lemparan batu.
“Kakak… jangan lakukan ini, kau bisa terluka…” isak Soon Young dalam pelukannya.
“Tidak!!! Aku tidak akan meninggalkan kalian!” tolak Kyuhyun.
“Hiks… kakak ipar… maafkan kami…” isak Soon Gyu. Beberapa warga mencoba memisahkan mereka, ditariknya Kyuhyun menjauh. Ibunya pun mencoba membujuk Kyuhyun pergi.
“Kyuhyun… sadarlah Nak, mereka adalah siluman. Mereka bukan lagi istri dan adik iparmu!”
“Ibu…” Soon Young menangis mendengar perkataan mertuanya,
“Diam kau, aku tidak pernah menjadi ibu dari seekor ular! Baraninya kau menipu anakku dan keluarga kami!”
“Sekarang sudah saatnya kalian kembali ke alam kalian, hiduplah dengan tenang sampai tiba masa kalian untuk berenkarnasi!” ucap pendeta itu sambil mengeluarkan simbal emasnya.
“Hiks… Kakak, maafkan aku yang telah mengecewakanmu. Terima kasih karena kau telah mencintaiku dan maafkan aku yang telah mencintaimu…” lirih Soon Young.
“Kakak ipar, terima kasih atas kebaikanmu selama ini…” sambung Soon Gyu. Seberkas cahaya menyilaukan keluar dari simbal emas yang dipegang oleh Pendeta Choi, perlahan cahaya itu menarik dua siluman bersaudara.
“Adik… aku masih mencintaimu sekalipun kau seekor ular. Aku akan mencarimu di kehidupan berikutnya, tunggu aku, tunggu aku, aku akan menemukanmu!” teriak Kyuhyun seiring dengan menghilangnya istri dan adik iparnya. 






            “Dokter Cho…”
            “Dokter Cho… bangunlah,”
            “Hei… Cho Kyuhyun bangunlah!” Kyuhyun terjaga dari mimpinya, dilihatnya wajah Siwon yang cemas,
            “Oh… terima kasih sudah membangunkan aku,” ucap Kyuhyun sambil meregangkan otot-otot lehernya.
            “Kau bermimpi tentang ular itu lagi?” tanya Siwon,
            “Uhm…” Kyuhyun mengangguk dan tersenyum. “Tapi kali ini ular itu menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik!” Kyuhyun bergegas mengambil mantel hangatnya dan meninggalkan Siwon yang bengong mendengar ceritanya, “Choi Siwon, giliranmu yang jaga. Pasien di kamar 13 baru saja dioperasi, perikaslah keadaannya setiap dua jam sekali!” teriak Kyuhyun dari balik pintu.
            “Cho Kyuhyun! Sepertinya kau butuh psikiater!” canda Siwon.
            “Terima kasih atas sarannya!”

            Kyuhyun merentangkan tangannya, kepalanya mengarah pada langit yang mulai memerah karena pantulan cahaya mentari di ufuk barat. Dihirupnya udara sore musim gugur yang begitu indah.
            “Soon Gyu…!” pemuda itu mendengar sebuah teriakan, “Soon Gyu…!” ulang suara memanggil itu lagi. Dilihatnya seekor ular putih sedang berjalan kebingungan mencari sesuatu, maksudnya seorang gadis yang mengenakan maskot boneka ular putih.
            “Maaf… anda mencari siapa Nona?” Kyuhyun mencoba menyapanya, dia tertegun memandang wajah gadis itu saat gadis itu melepas kepala bonekanya.
            “Aku mencari adikku. Entah ke mana perginya…” jawab gadis itu.
            “Aku menemukanmu, kau yang selalu muncul dalam mimpiku…” ucap Kyuhyun dalam hati.
            “Tuan… apa kau melihat ular hijau? Ehm… maksudku seorang gadis yang mengenakan maskot ular hijau mirip denganku…”
“Aku tidak melihat, tapi aku bersedia membantumu mencarinya!” jawab Kyuhyun.
“Benarkah? Terima kasih banyak!”
“Uhm… namaku Cho Kyuhyun!
“Aku Lee Soon Young…”