Masih ingat dengan Legenda Ular Putih ‘kan? Nah, sekarang silahkan baca remake Legenda Ular Putih versi @kumiykami ^^ !! So this is not my own story.
“Soon Gyu…!” teriak gadis itu berkali-kali, “Soon Gyu…!” ulangnya. Sudah seharian gadis itu berkeliling hutan mencari adiknya yang menghilang entah ke mana. Tanpa disadarinya, seorang pemuda telah mengamatinya sejak tadi
“Maaf… anda mencari siapa Nona?” pemuda itu mencoba menyapa.
“Maaf… anda mencari siapa Nona?” pemuda itu mencoba menyapa.
“Aku mencari adikku. Entah ke mana
perginya…” jawab gadis itu.
“Sedari tadi aku di sini namun tidak
seorang pun yang datang, kecuali anda…” lanjut pemuda itu dengan pipi yang
merona.
“Huh… ke mana lagi perginya anak
itu? Awas saja kalau dia bikin gara-gara!” kesal gadis itu dalam hati.
“Anda masuk ke hutan yang lebat
seperti ini, apa anda tidak takut? Apa lagi sendirian!” ucap pemuda itu yang
seakan tidak ingin melepas moment untuk sekedar ngobrol dengan gadis itu. Gadis
itu tersenyum, manis sekali sampai-sampai pemuda di hadapannya semakin merona.
“Memangnya kenapa dengan hutan ini?”
tanya gadis itu.
“Kudengar dari penduduk desa, hutan
ini sangat angker dan berbahaya. Selain binatang buas, hutan ini juga dihuni
oleh siluman!”
“Siluman?” gadis itu terkejut.
“Uhm… benar!” pemuda itu mengangguk
serius. “Berdasarkan desas-desus yang kudengar, ada dua ekor siluman ular!
Penduduk desa pernah melihat seekor ular hijau raksasa memangsa ternak penduduk
yang sedang minum di sungai tepi hutan ini!”
“Dan anda percaya?” tanya gadis itu.
“Sebelum aku lihat dengan mata kepalaku
sendiri, maka aku tidak akan percaya!”
“Huh…
dasar anak itu, sudah kubilang jangan menganggu ternak manusia!” bisik gadis
itu. “Anda sendiri tidak takut masuk ke hutan ini, bagaimana bila anda bertemu
dengan siluman itu?”
“Ehm…
itu…” pemuda itu nampak gelagapan hingga membuat si gadis tersenyum geli.
“Apa
yang anda lakukan di hutan ini?” si gadis mengganti topic pembicaraan.
“Aku
sedang mencari tanaman-tanaman mujarab untuk dijadikan obat. Hutan yang lebat
biasanya menyimpan banyak tanaman berkhasiat.”
“Anda
seorang tabib?” tanya gadis itu. Akhirnya gadis dan pemuda itu beriringan
menelusuri hutan sambil berbincang-bincang ringan. Di tengah perjalanan, si
gadis membulat matanya sebab tiba-tiba saja seekor ular hijau sebesar pohon
muncul. Untung saja pemuda yang menemaninya itu tidak melihat sebab ia
membelakangi ular itu. Secara sembunyi-sembunyi si gadis mengambil giok
seukuran kerikil lantas menyentil kepala ular itu dan…
“Aggghh…”
terdengar rintihan kesakitan dari balik pohon, tentu saja sang pemuda kaget dan
berbalik ke arah sumber suara.
“Oh…
ternyata kau di sini?” si gadis menyapa ular yang baru saja disentilnya
menggunakan giok ajaib hingga ular hijau itu berubah secara ajaib menjadi
seorang gadis.
“Hiks…
Kakak, sakit!!” ringis gadis jelamaan itu.
“Yang
mana yang sakit?” tanya gadis yang dipanggilnya kakak, jelas sekali dia
pura-pura.
“Jadi
dia adik anda?” tanya pemuda itu. Si gadis yang ditanyai pun mengangguk.
“Ehm…
maaf, kami harus pulang. Hari sudah menjelang gelap, permisi! Anda juga pulanglah,
jangan sampai anda bertemu dengan siluman ular yang diceritakan warga desa.”
Gadis itu bergegas membawa adiknya pergi, sementara si pemuda nampak kecewa
harus ditinggal pergi.
~~~
“Sudah Kakak bilang, jangan menganggu manusia!
Kau bisa kena masalah!” si gadis memberi nasehat pada adiknya begitu mereka
sampai di gua tempat mereka tinggal.
“Aku
tidak mengganggu manusia! Aku hanya melahap ternaknya!” bela adiknya.
“Mengganggu
ternak mereka, sama saja mengganggu mereka. Kau pikir manusia akan diam saja
bila satu persatu ternaknya hilang?”
“Kak…
aku bosan makan kelinci atau babi hutan, parahnya lagi kalau malam hanya makan
nyamuk! Aku juga ingin makan sapi yang gemuk dan sehat!”
“Diamlah!
Jangan banyak alasan, bagaimana pun kau tidak boleh menganggu manusia. Ingat,
kita bisa berada dalam masalah bila mengganggu mereka. Kau hanya boleh makan
dari hutan, bukan dari desa!”
“Kejam!!”
ledek adiknya. Beberapa saat kemudian hidung gadis remaja itu mencium aroma
yang begitu dirindukannya.
“Kakak
punya sesuatu untukmu!” si gadis yang lebih tua muncul sambil membawa sekerat
daging.
“Huwwwwaaa…
daging sapi!!” adiknya kegirangan. “Kakak memang baik!!” dia memeluk kakaknya.
“Padahal
barusan kau bilangi aku kejam!”
“He…he…he…”
si gadis remaja itu nyengir. Dia makan dengan lahapnya tanpa menyisahkan apapun
meski hanya sepotong tulang. “Enak sekali Kak! Dari mana kakak mendapatkan
daging ini?”
“Kakak
membelinya di pasar desa…”
“Dari
mana kakak dapat uang?” tanya si adik, sang kakak hanya tersenyum penuh arti.
Hari
telah larut, sudah saatnya kedua ular siluman itu beristirahat. Mereka tidur di
atas batu dalam wujud ular mereka, ular putih dan ular hijau.
“Kak…
siapa pemuda tadi?” tanya si adik yang ternyata belum terlelap.
“Entahlah,
aku bertemu begitu saja dengannya saat mencarimu. Dia bilang dia seorang tabib,
dia masuk ke hutan mencari tanaman obat…”
“Sepertinya
dia tertarik pada kakak…”
“Jangan
bercanda, lekaslah tidur!”
“Aku
serius Kak, menurutku dia benar-benar menyukai Kakak!”
“Apakah
dia akan tetap menyukaiku bila tahu aku adalah ular? Sudahlah jangan dibahas
lagi! Tidurlah!”
~~~
Cho
Kyuhyun, itulah nama pemuda itu. Seorang sarjana obat-obatan yang kembali dari
kota ke desanya untuk mengabdi sebagai tabib. Seorang pemuda dari keluarga
saudagar yang sangat berpengaruh di desanya. Semenjak pertemuan pertamanya
dengan gadis berhanbok putih di tengah hutan itu, matanya begitu sulit terpejam
karena selalu terbayang senyuman gadis itu. Ya… dia telah jatuh cinta sejak
pandangan pertama, baru kali ini dia merasakannya. Meski dia seorang tabib,
namun sungguh dia tidak tahu obat dari penyakit rindu yang menderanya setiap
waktu.
Ibunya
marah saat tahu ia masih berani menelusuri hutan, namun perasaan rindunya pada
gadis berhanbok putih membuatnya berani menentang kamarahan ibunya yang
termakan mitos siluman ular. Ibunya takut terjadi sesuatu pada putra bungsunya
itu, ibu mana yang rela melepas anaknya ke dalam bahaya sekalipun itu adalah
mitos. Namun sekali lagi, cinta telah membutakan mata pemuda itu. Sekalipun
mitos itu benar, dia akan tetap masuk ke hutan agar dapat bertemu dengan gadis
pujaan hatinya.
Malang
sungguh tak dapat dicegah, telah berhari-hari Kyuhyun menelusuri hutan namun
tidak juga menemukan sosok gadis yang telah mencuri hatinya itu. Sang tabib
muda benar-benar merasakan kepayahan karena tidak dapat melihat wajah gadis
yang selalu bermain di pulupuk matanya. Dia sangat menyesal, mengapa dulu dia
tidak menanyakan di mana gadis itu tinggal, bahkan nama pun dia tidak tahu.
Di
tengah udara pagi yang cerah, dia berjalan menelusuri pasar dengan perasaan
kelabunya. Di hatinya masih terus meneriakkan penyesalan karena tidak dapat
menemui gadis pujaan hatinya itu. Bangja, pelayan setianya yang selalu
mengikutinya pun tak tahan melihat keresahan hati sang tabib muda itu. Dia
memisahkan diri sejenak dengan tuannya untuk pergi membeli buah.
“Istirahatlah
dulu Tuan dan cicipilah apel ini. Rasanya begitu manis dan daging buahnya
sangat lezat!” bujuk Bangja setelah pergi membeli buah. Kyuhyun menurut,
kebetulan dia juga sudah lelah berkeliling pasar tanpa arah.
“Segar
sekali, sepertinya ini apel liar. Kau membelinya di mana?” ucap Kyuhyun.
“Aku
membelinya dari seorang gadis penjual buah. Dia sangat cantik, seperti peri
saja! Apa lagi dia mengenakan hanbok putih yang membuat wajahnya terlihat
semakin cerah!”
“Gadis
cantik berhanbok putih?!” Kyuhyun terkejut. “Antar aku ke tempat kau membeli
apel ini!” pintanya. Seberkas harapan bersemi di hati pemuda itu, bagaimana
tidak, dari semua ciri yang dia kumpulkan, semua membawanya pada satu sosok
gadis yang hampir membuatnya kehilangan kewarasan. Apel liar yang tentu hanya
tumbuh di hutan tempat ia dan gadis itu pertama kali bertemu, gadis cantik
dengan hanbok putih pun menambah keyakinannya.
Senyuman
pun merekah di bibir indah pemuda itu, senyuman yang akhir-akhir ini jarang
nampak di bibir tipisnya. Ternyata gadis penjual buah itu adalah gadis yang
selama ini dia pikirkan. Tebakannya tidak salah, akhirnya setelah sekian lama
dia didera rindu yang tak bertepi, dia dapat bertemu dengan gadis itu kembali.
“Nona…
anda masih ingat aku?” sapa Kyuhyun penuh antusias pada gadis penjual buah. Si
gadis terlihat bingung sesaat namun kemudian dapat tersenyum lagi,
“Anda
tabib muda yang berjumpa denganku di hutan seminggu yang lalu!” tebaknya.
Kyuhyun mengangguk girang, pemuda itu begitu bahagia masih diingat oleh gadis
itu.
“Aku
Cho Kyuhyun, nama anda siapa?” Kyuhyun tak mau melepas kesempatan lagi, dia
harus tahu siapa nama gadis itu bahkan bila perlu di mana gadis itu tinggal.
“Aku…
Soon Young, Lee Soon Young!” jawab gadis itu.
Sejak
saat itu, sepasang muda-mudi itu semakin akrab. Mereka selalu bertemu baik di
pasar maupun di hutan. Menghabiskan waktu bersama baik sekedar
berbincang-bincang maupun menemani Kyuhyun mencari tanaman obat. Semakin lama,
perasaan mereka semakin nampak. Mereka saling menyukai, saling tertarik.
~~~
“Kakak!!!”
Soon Gyu memekik memanggil kakaknya,
“Kau
kenapa? Suaramu besar sekali!”
“Benar
kakak berjualan di pasar? Untuk apa kakak melakukannya?”
“Memangnya
kenapa kalau kakak berjualan di pasar? Apa itu salah?”
“Kakak
melarangku mengganggu manusia tapi kakak sendiri yang masuk ke lingkungan
manusia!”
“Apakah
berjualan termasuk perbuatan mengganggu manusia? Kalau kakak tidak berjualan
kau tidak dapat makan daging sapi setiap hari!” Soon Gyu tertegun, ditatapnya
kakaknya seperti tidak percaya…
“Kakak
berjualan demi aku?”
“Kau
tahu sendiri, daging sapi itu mahal, kakak tidak mau memberimu makan dengan
hasil curian. Jadi mau atau tidak, kakak harus mengumpulkan uang untuk membelikan
apa yang kau inginkan!”
“Tapi
berhubungan dengan manusia bukannya berbahaya Kak, bagaimana bila kau ketahuan
seekor ular? Berhentilah berjualan Kak, aku tak masalah bila hanya makan
kelinci atau babi hutan, nyamuk pun tak mengapa, asalkan kakak tidak dalam
bahaya!”
“Soon
Gyu…” Soon Young begitu terharu mendengar penuturan adiknya. Wajah Soon Young
tiba-tiba berubah serius, “Dia sudah datang!” ucapnya.
“Siapa?”
tanya adiknya.
“Kyuhyun!”
“Siapa
Kyuhyun itu?” Soon Young hanya tersenyum menjawab pertanyaan adiknya.
“Kau
pasti sudah lapar, kakak punya daging sapi untukmu. Makanlah dan setelah itu
beristirahtalah!” Soon Young bergegas merapikan hanbok dan dandanannya.
“Kakak
mau ke mana?”
“Kyuhyun
mengajak kakak ke pesta lampion malam ini!”
“…”
Soon Gyu terdiam sendiri.
Gadis
siluman itu telah menunggu di tepi hutan, tak berapa lama seorang pemuda dengan
mengendarai seekor kuda berhenti di dekatnya. Ya, pemuda itu adalah Kyuhyun,
senyumannya membuat gadis itu ikut tersenyum. Diraihnya tangan gadis itu dan
membantunya naik ke punggung kuda setelahnya mereka pun bergegas ke pesta
lampion. Di balik pohon, di tengah remangnya cahaya bulan, seekor ular hijau
raksasa menatap kepergian mereka dengan tatapan tidak suka.
Kyuhyun
dan Soon Young begitu menikmati suasana perayaan lampion. Bagitu banyak
pengunjung dan lampion yang menyala baik di jalan maupun di hulu sungai.
Sepanjang malam mereka selalu tersenyum bahagia, sampai tengah malam tak terasa
menjelang. Sudah saatnya Kyuhyun mengantar Soon Young pulang, alangkah
terkejutnya mereka saat mendapati kuda yang dikendarai Kyuhyun tadi terkapar di
tanah. Kuda itu mati dengan leher yang hampir terputus di belakang pemukiman
warga.
Soon
Young menatapnya curiga, dia merasa ada yang tidak beres dengan semua ini semetara
Kyuhyun tak dapat berkata-kata saking kagetnya. Angin kencang datang secara
tiba-tiba dan muncullah seekor ular hijau raksasa dengan mulut yang menganga
tepat di hadapan Kyuhyun. Taring ular itu bahkan lebih besar dari ukuran tubuh
Kyuhyun, tak pelak lagi tabib muda itu pingsan seketika. Syuuut… Soon Young
mengibaskan tangannya hingga mengeluarkan angin yang cukup membuat ular raksasa
itu mundur beberapa meter.
“Apa
yang kau lakukan?!” bentaknya pada ular itu yang tak lain adalah adiknya. “Kau
membunuh kudanya dan membuatnya pingsan, sebenarnya apa yang kau inginkan?”
“Aku
tidak suka kakak berhubungan dengan pemuda itu!” balas ular raksasa dengan
suara yang menggelegar. “Manusia adalah sumber masalah, kita tidak boleh
berhubungan dengan mereka apapun alasannya. Mereka hanya akan mencelakai kita,
dan aku tidak mau kakak mengalami hal itu!”
“Kyuhyun
pemuda yang baik, kau tidak mengenalnya saja makanya kau berpikiran yang
tidak-tidak!”
“Ya…
mungkin Kyuhyun pemuda yang baik, tapi orang-orang di sekitarnya belum tentu
sebaik dia!” Sang kakak terdiam, “Kakak telah dibutakan oleh cinta dan aku
tidak akan membiarkan kakak celaka, bagaimana pun caranya kakak harus menjauhi
pemuda itu!”
“Apa
yang akan kau lakukan?”
“Aku
tak punya pilihan lain, terpaksa aku harus membunuhnya!” Ular Hijau raksasa itu
mengeluarkan taringnya, mencoba untuk memangsa pemuda yang terkulai tanpa
kesadaran itu. Buuggh… Soon Young menahan serangan dengan kibasan ekornya, ia berubah
menjadi seekor ular putih raksasa dan akhirnya bertarung sengit dengan adiknya
sendiri.
Soon
Gyu bukanlah tandingan Soon Young, dia masih teringgal beberapa ratus tahun
bertapa hingga dia tak mungkin mengalahkan kakaknya. Namun demikian, dia tetap
teguh menghabisi nyawa Kyuhyun, pemuda yang menurutnya dapat membahayakan nyawa
kakaknya. Soon Young tak punya pilihan lain, dikeluarkannya tenaga dalamnya
untuk menghentikan serangan adiknya. Si ular hijau pun terlempar ke tanah dan
berubah ke wujud manusia.
“Uhukk…uhukkk…”
Soon Gyu terbatuk-batuk sambil memegangi dadanya yang sakit, nampak darah segar
keluar dari mulutnya.
“Soon
gyu…!” pekik kakaknya yang langsung kembali ke wujud manusianya dan menghampiri
adiknya yang terkulai di tanah. “Maaf… maafkan kakak, kakak tidak bermaksud
untuk melukaimu,” Soon Young menangis pilu.
“Tinggalkan
dia Kak, jangan lagi berhubungan dengannya. Semua demi keselamatan kakak,
kumohon!”
“Baiklah…
kalau itu maumu, akan kakak lakukan!” Soon Young pun pasrah.
~~~
Pertemuan
di malam perayaan lampion kala itu adalah pertemuan terakhir antara Kyuhyun dan
Soon Young. Seperti permintaan adiknya, Soon Young pun meninggalkan Kyuhyun.
Malam itu, setelah mengantarkan Kyuhyun yang masih pingsan kembali ke rumahnya,
Soon Young dan Soon Gyu pun tak pernah lagi muncul.
Tiada
terkira hancurnya perasaan Kyuhyun, setelah kejadian malam itu dia tak dapat
lagi menemukan sosok gadis yang telah bersemayam di hati dan pikirannya. Apakah
Soon Young menjadi korban siluman ular itu, entahlah… dia tidak tahu.
Dikunjunginya pasar dan hutan namun tak sekalipun dia menemukan Soon Young. Ke
mana dia harus mencari sedangkan kediaman Soon Young pun dia tidak tahu.
Berminggu-minggu
Kyuhyun larut dalam kesedihan dan hal itu membuatnya semakin lemah. Sekalipun
dia tabib, namun dia tak dapat mengobati penyakitnya. Soon Young pun tak jauh
berbeda, sakit karena terpisah dari orang yang dicintainya membuatnya menderita
sepanjang waktu. Meskipun dia siluman dengan ilmu bertapa ratusan tahun, sakit
tanpa penawar yang dideritanya saat ini membuatnya lemah tanpa tenaga.
Sore
itu Kyuhyun kembali ke tengah hutan, didatanginya lagi tempat ia dan Soon Young
pernah bertemu namun sekali lagi kekecawaan menderanya. Ia tak menemukan sosok
pujaan hatinya itu, ditariknya napasnya dalam seakan begitu sulit untuk
menghirup oksigen.
“Kyuhyun-ssi…”
tegur seseorang dari belakangnya. Pemuda itu segera berbalik, dia cukup
terkejut saat tahu Soon Gyu lah yang menyapanya.
“Nona
Soon Gyu… di mana kakakmu? Aku tidak pernah lagi melihatnya, dia tak lagi datang
ke pasar berjualan buah… apa dia baik-baik saja?”
“Kakakku
sakit, maukah kau datang menjenguknya?” pinta Soon Gyu. Mereka pun menelusuri
hutan hingga sampai di sebuah rumah di tepi sungai. Ternyata dengan sihirnya,
Soon Gyu telah menipu penglihatan Kyuhyun hingga gua tempatnya tinggal terlihat
seperti rumah. Soon Gyu membawa pemuda itu ke sebuah kamar di mana di dalamnya,
kakaknya terbaring lemah.
“Nona
Soon Young!” tegur Kyuhyun yang terkejut melihat keadaan gadis yang sangat
dirindukannya.
“Tuan
Kyuhyun!” Soon Young pun tak kalah terkejutnya, bagaimana Kyuhyun bisa
menemukan guanya, pikir gadis itu dalam hati. Adiknya tersenyum di balik pintu,
Soon Young pun sadar apa yang sebenarnya telah terjadi.
Lama
sepasang sejoli itu saling melepas rindu setelah berminggu-minggu tak bersua.
Kini keadaan mereka nampak lebih baik dari sebelum mereka kembali bertemu. Ya…
pertemuan telah membuat mereka bangkit, mereka menemukan harapan sekali lagi.
Menjelang malam Kyuhyun baru pulang, diantar oleh Soon Gyu. Sekembalinya
adiknya ke gua, Soon Young memeluknya dan menangis terharu.
“Terima
kasih banyak kau telah mempertemukan aku dengannya…” isak gadis yang tengah
menderita karena perasaan cintanya itu.
“Aku
yang seharusnya meminta maaf Kak, tak seharusnya aku memisahkan kalian. Cinta
kalian begitu dalam dan tulus, persetan apa kata langit, yang jelas kalian
saling menyayangi. Aku tak dapat melihat Kakak terpuruk seperti ini, kini aku
mengizinkan kakak mencintainya seperti yang kakak inginkan. Apapun yang akan
terjadi nantinya, akan kita hadapi bersama.”
“Soon
Gyu… terima kasih!” isak haru Soon Young.
Singkat
cerita akhirnya Soon Young dan Kyuhyun dapat saling mencintai tanpa halangan
lagi. Kyuhyun pun mantap melamar Soon Young untuk dijadikan istrinya, kedua
orang tuanya pun setuju menerima Soon Young sebagai menantu. Tentu saja tanpa
mengetahui siapa Soon Young yang sebenarnya, gadis itu mengelabui keluarga
Kyuhyun dengan mengatakan ia yatim piatu sejak masih kecil dan hanya tinggal
berdua bersama adiknya Soon Gyu.
Pesta
pernikahan mereka dirayakan dengan meriah, Kyuhyun dan Soon Young menjadi
pasangan pengantin yang begitu bahagia. Sejak Soon Young menjadi menantu di
keluarga Cho, bisnis obat-obatan milik keluarga berkembang pesat. Ternyata Soon
Young juga sangat mahir meramu obat, dan obat yang dibuatnya bersama suaminya
sangatlah mujarab. Bagaimana tidak, tanpa sepengetahuan suaminya, Soon Young
juga mentransfer energi chi yang dimilikinya ke dalam ramuan obat itu.
Soon
Young dan Kyuhyun hidup dengan bahagia, setiap harinya menolong orang yang
sakit dan meramu obat bersama, mereka menjadi sepasang suami istri yang begitu
kompak. Soon Young dicintai oleh keluarga dan masyarakat, itu karena selain
ramah, dia juga selalu menolong orang yang kesusahan.
Kemasyuran
Kyuhyun sebagai tabib yang handal pun menyebar sampai ke seluruh negeri, banyak
pasien yang jauh-jauh datang berobat kepadanya dengan harapan dapat memperoleh
kesembuhan lewat tangan dingin Kyuhyun dan istrinya. Suatu ketika seorang
pendeta muda dari pulau seberang tiba di desa, dia begitu penasaran pada cerita
orang-orang tentang kehebatan Tabib Kyuhyun.
Pendeta
muda itu berpapasan dengan seorang warga yang baru saja pulang berobat dari
Tabib Kyuhyun. Pendeta itu mencium sesuatu yang tidak biasanya dari warga desa
itu, dihentikannya warga itu dan diperiksanya denyut nadinya.
“Tebakanku
benar, di desa ini ada siluman!” bisiknya dalam hati.
“Pendeta,
apa anda juga akan berobat pada Tabib Kyuhyun? Datanglah segera sebab dia
sedang membagikan obat-obatan gratis!” ujar sang warga. Pendeta itu tersenyum
simpul dan meminta sampel obat yang diterima warga itu, “Benar… di dalam obat
ini terkandung energi chi seorang
siluman,” ucapnya pelan.
Tak
butuh waktu lama, akhirnya pendeta muda itu tiba di kediaman Kyuhyun. Dia
mencium aroma siluman yang sangat pekat di sekitar kediaman tabib itu. Seperti
biasa, keluarga Cho adalah penganut agama Budha yang taat dan begitu melihat
ada seorang pendeta yang datang, mereka pun langsung menyambutnya dengan ramah,
tak terkecuali Soon Young dan Soon Gyu.
“Aku
Pendeta Choi Siwon, bila anda berkenan, aku ingin menginap untuk beberapa hari
selama aku melakukan pencerahan di kuil,” ucap pendeta muda itu. Tentu saja
Keluarga Cho menerimanya dengan senang hati, mereka yakin bila menolong hamba
Budha akan diberikan rejeki yang melimpah.
Awalnya
Soon Young tidak merasakan sesuatu yang aneh dari kedatangan pendeta muda itu ke kediamannya,
namun lama kelamaan dia menyadari ada sesuatu yang salah dari tatapan pendeta
itu padanya dan pada Soon Gyu, ya hanya pada mereka berdua. Setelah lelah
bekerja seharian, Soon Young pun melepas lelah dengan berendam air hangat
seperti biasanya. Awalnya dia tidak merasakan keanehan namun beberapa lama
berlalu dia merasakan sesak. Tubuhnya melemah dan seperti terbakar, dia begitu
terkejut saat menyadari ekor ularnya nampak.
“Kenapa
bisa keluar, bukannya aku tidak menjelma?” ucapnya. Perlahan tubuhnya dipenuhi
sisik, dalam hitungan detik dia akan berubah penuh menjadi seekor ular. Dia
menggelepar-gelepar, napasnya sesak dan tubuhnya terasa terbakar. Mendengar ada
sesuatu yang aneh di kamar istrinya, Kyuhyun pun mencoba menghampirinya.
“Adik…
apa kau baik-baik saja?” tanya Kyuhyun dari luar. Saat tak ada jawaban, Kyuhyun
pun semakin khawatir. Dia berusaha membuka pintu kamar itu tapi untung saja
Soon Young menahannya dengan ekornya, sementara dia sendiri tengah berjuang
menahan sakit yang tiba-tiba saja membuatnya berubah wujud.
“Adik…
bukalah pintunya, apa yang terjadi?” tanya Kyuhyun sekali lagi,
“Tidak
apa-apa Kak, aku baik-baik saja!” jawab Soon Young,
“Tapi
kenapa ada ribut-ribut di dalam? Biarkan aku masuk!”
“Jangan!”
tolak Soon Young, “Aku belum selesai berpakaian!” dustanya. Akhirnya setelah
beberapa lama, dia dapat menguasai dirinya. Dia mengeluarkan segenap tenaga
dalamnya untuk mengembalikan dirinya ke wujud manusia lagi.
“Ada
apa? Kenapa aku mendengar bunyi ribut-ribut tadi?” tanya Kyuhyun begitu ia
masuk ke kamar dan mendapati istrinya terbaring lemah. “Adik, wajahmu sangat
pucat!” tegur Kyuhyun.
“Oh…
mungkin karena aku terlalu lelah…” ucap Soon Young. “Kakak, apa kau memberi
sesuatu ke dalam air mandiku?” tanya Soon Young.
“Oh
iya, Pendeta Choi memberiku sebotol kecil ramuan yang katanya sangat baik untuk
mengembalikan energi positif seseorang, aku menuangkannya semua ke bak mandimu
sebab kulihat hari ini kau begitu lelah,”
“Sudah
kuduga, pendeta itu bukanlah pendeta sembarangan…” jerit Soon Young dalam hati.
Kyuhyun
pun meninggalkan istrinya di kamar untuk beristirahat. Tanpa diketahui olehnya,
Soon Young meminta adiknya membawanya kembali ke gua ular mereka. Di sana
adiknya menyalurkan tenaga dalam untuk mengembalikan kekautan Soon Young yang
telah habis untuk mengubah wujud ularnya kembali ke wujud manusia.
“Apa
yang terjadi sebenarnya Kak? Kenapa Kakak jadi begini?” tanya adiknya usai
membantu kakaknya bersemedi.
“Pendeta
Choi itu, dia bukan pendeta biasa. Dia tahu kalau kita adalah siluman!”
“Apa??”
pekik Soon Gyu.
“Maka
dari itu, kau harus berhati-hati. Jagalah jarak dengannya kalau perlu jangan
sampai berada dekat dengannya.”
~~~
Soon
Gyu memperhatikan gerak-gerik Pendeta Choi dari jauh, di matanya jelas sekali
tersirat perasaan tidak suka akan kehadiran pendeta itu. Sementara kakaknya
sendiri berusaha tetap ramah menjamu pendeta yang sudah jelas ingin mencelakai
mereka.
“Setelah
beristirahat, kini wajahmu tidak pucat lagi,” tegur Kyuhyun pada istrinya saat
mereka berada di dalam kamar. “Mulai besok, berhentilah meramu obat, biar aku
saja yang melakukan semua. Aku tidak mau kau jatuh sakit gara-gara kelelahan
bekerja,”
“Kakak…
aku baik-baik saja, jadi kau tidak perlu khawatir,” bujuk Soon Young untuk
menenangkan suaminya. Dia mengambil sebuah cermin yang tergeletak di atas meja,
tanpa dia sangka saat menggunakan cermin itu, wajah yang nampak malah wajah
seekor ular putih. Ditutupnya cermin itu segera, Kyuhyun yang melihatnya,
merasa aneh.
“Kenapa?
Ada apa dengan cermin itu?”
“Oh…
tidak apa-apa!” jawab Soon Young gemetaran. “Sial… benda apa lagi yang telah
diberikan pendeta itu pada suamiku?” geramnya dalam hati. Tiba-tiba dengan mata
ularnya, dia dapat melihat kalau saat ini adiknya dalam bahaya. Segera dia
pergi secara sembunyi-sembunyi dari suaminya untuk menyusul adikyna.
“Soon
Gyu!” pekik Soon Young saat melihat adiknya terkapar di rumput penuh luka
akibat bertarung dengan pendeta muda itu.
“Pendeta,
kami tidak pernah menganggumu tapi kenapa kau melakukan ini pada kami?”
seru Soon Young
“Maaf,
ini memang telah menjadi tugasku. Aku tidak akan membiarkan ada siluman yang
berkeliaran di sekitar manusia…”
“Kami
juga tak pernah mengganggu manusia, bahkan kami membantunya. Aku menggunakan
tenaga chi milikku untuk membuat obat yang dapat menyelamatkan nyawa mereka.
Lalu apa ada yang salah dari perbuatanku?”
“Bagaimana
pun kalian telah melanggar hukum langit, selamanya siluman dan manusia tak
boleh hidup berdampingan apalagi harus hidup sebagai sepasang suami istri!”
“Persetan
dengan hukum langit! Kalau memang langit tidak mengizinkan manusia dan siluman
saling mencintai, lalu untuk apa langit mempertemukan mereka!” bentak sang adik
pada pendeta itu.
“Mereka
dipertemukan bukan untuk saling jatuh cinta. Apapun alasannya, manusia dan
siluman adalah dua mahluk yang berbeda.” Sang pendeta muda mengeluarkan sebuah
simbal emas menyerupai mangkuk dari saku bajunya. Cahayanya begitu menyilaukan
hingga kedua siluman itu mundur selangkah.
“Kakak…”
Soon Gyu gentar, dia memegang tangan kakaknya.
“Simbal
ini akan membantu kalian. Masuklah ke simbal ini dan kalian akan berenkarnasi
untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.”
“Pendeta
busuk, kau menyuruh kami untuk menghabisi nyawa kami sendiri!” bentak si Ular
Hijau.
“Masuklah
selagi aku masih meminta kalian masuk dengan sopan. Jangan biarkan aku memaksa
kalian masuk dengan kekerasan! Sudah saatnya kalian berhenti bermain-main di
alam manusia,”
“Bila
aku menolak, bagaimana?” tantang Soon Young.
“Baiklah,
kalian tidak menghargai nyawa kalian sendiri, maka aku pun tidak akan sungkan!”
ucap pendeta itu. Soon Young memelintir tangan adiknya membuat adiknya berubah
wujud menjadi seekor ular kecil, dilemparnya ular hijau itu sejauh mungkin
hingga hilang dari pandangan mata sang pendeta.
“Adikku
tidak salah apa-apa, yang melanggar aturan langit adalah aku, jadi… hadapi saja
aku!” ucap Soon Young yang tiba-tiba berubah menjadi seekor ular putih raksasa.
Terjadi pertarungan sengit antara Soon Young dan pendeta itu, meski pendeta itu
masih muda namun jelas sekali kemampuan pendeta itu masih lebih tinggi dari
ilmu bertapa ratusan tahun yang dimiliki Soon Young. Dalam sekali pukul, Soon
Young pun terjatuh tak berdaya di rumput. Darah segar keluar dari mulutnya, dia
kehabisan tenaga, bahkan untuk berdiri pun ia tak bisa.
“Maaf,
kau sendiri yang memilih cara ini!” ucap sang pendeta dan mengarahkan simbal
emas yang dipegangnya pada Soon Young. Seketika sebuah cahaya yang menyilaukan
mata menarik Soon Young masuk ke dalamnya. Setelah Soon Young berhasil
dilumpuhkan, pendeta itu melanjutkan perjalanannya mencari ular hijau yang
telah dibuang oleh kakaknya tadi.
~~~
Kyuhyun
mulai bingung mencari keberadaan istrinya, dia telah mencari ke setiap sudut
rumah namun tidak juga menemukannya. Para pelayan yang dikerahkannya juga
memberikan hasil yang mengecewakannya.
“Apa
mungkin dia pergi ke hutan? Untuk apa dia masuk ke hutan tengah malam seperti
ini?” gumam Kyuhyun. Andai ibunya tidak melerainya untuk masuk ke hutan,
tentulah Kyuhyun akan menyusul istrinya itu. Kyuhyun tak dapat memejamkan
matanya meski sesaat, dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan istrinya.
Istrinya menghilang bersamaan dengan menghilangnya adik ipar dan pendeta muda
yang menjadi tamunya.
Matahari
mulai nampak di ufuk timur namun ketika seorang warga desa berlari sambil
berteriak ketakutan mengatakan ada siluman ular yang mengamuk di tengah desa.
“Ular,
ular, ular!” teriak para warga yang berlarian menyelamatkan diri. Kyuhyun
justru berlari melawan arus warga yang ketakutan, dia berlari menuju lokasi
siluman ular yang diteriakkan warga. Matanya membulat ketika menyaksikan seekor
ular hijau raksasa memporak-porandakan desa, masih jelas dalam ingatannya ular
hijau itu pulalah yang dilihatnya di malam perayaan lampion.
“Pendeta
busuk, di mana kau? Kembalikan kakakku!” suara ular hijau itu seakan sanggup
membelah tanah.
“Siluman…
kau telah melanggar hukum langit dan sekarang beraninya kau menghancurkan desa
milik manusia!” tiba-tiba pendeta yang dicari ular itu muncul. Kyuhyun kaget
saat menyadari bahwa pendeta yang dimaksud adalah pendeta muda yang menjadi
tamunya.
“Kembalikan
kakakku sekarang juga!” bentak ular hijau itu. Ditariknya seorang warga desa dengan
lidahnya yang bercabang, warga itu meraung-raung kesakitan di sela taring ular
raksasa itu. “Aku tidak akan segan memasukkan warga ini ke dalam perutku bila
kau tidak segera melepas kakakku!”
“Jangan
sakiti mereka, mereka sama sekali tidak tahu apa-apa!” ucap sang pendeta.
“Aku
dan Kakakku juga tak pernah menyakitimu tapi apa yang kau lakukan? Kau tega
memisahkan kami!” bentak si ular hijau. Pendeta itu tak merespon, si ular pun
menjadi marah, tanpa perasaan dia pun memasukkan warga desa itu ke dalam
mulutnya. Beberapa orang menjerit menyaksikan kejadian mengerikan itu, akhirnya
sang pendeta tidak punya pilihan lain. Dikeluarkannya simbal emas tempat dia
mengurung si ular putih, setelah membacakan mantra, sesosok wanita terlempar
keluar dari simbal emas.
“Adik!!!!”
teriak Kyuhyun saat melihat istrinya terjatuh ke tanah. Ia berniat menghampiri
istrinya itu namun dilerai oleh warga desa.
“Kakak!!!”
teriak ular hijau hingga manusia yang berada dalam gulungan lidahnya terlempar
dan akhirnya selamat. Si ular hijau kembali ke wujud manusia dan segera
menolong kakaknya.
“Adik
ipar???” Kyuhyun pun terkejut bukan kepalang.
“Istri
dan adik iparmu adalah siluman Tabib Cho…” seru seorang warga yang masih belum
percaya dengan pemandangan yang ada di depan matanya.
“Menantu…”
seorang wanita paruh baya terduduk di tanah, ternyata ibu Tabib Cho ikut
menyaksikan kejadian itu.
“Ini
yang kalian sebut dengan tidak pernah mengganggu manusia? Lihatlah masalah apa
yang kalian timbulkan!” ucap sang pendeta.
“Pendeta
busuk, kaulah yang memaksaku melakukan semua ini dan kau malah melimpahkan
semuanya padaku!” geram si adik.
“Tabib
Cho… sekarang kau bisa melihat wujud asli dari wanita-wanita yang selama ini
kau panggil istri dan adik ipar. Maaf… di awal aku tidak dapat berterus terang
padamu, semua itu demi menjaga perasaanmu dan perasaan keluargamu!”
“Pendeta
busuk, kau benar-benar menyebalkan!” umpat Soon Gyu. Bugghh… tiba-tiba sebuah
batu melayang ke arah dua siluman itu,
“Kaulah
yang menyebalkan! Dasar siluman!” umpat warga yang melempar mereka. Berawal
dari satu warga, akhirnya seluruh warga beramai-ramai melempari kedua siluman
bersaudara itu.
“Szzzssttt…”
Soon Gyu marah dan menjulurkan lidahnya, dia akan menyemprotkan bisa ke arah
mereka yang melempar.
“Jangan
Soon Gyu, sudah cukup kita menyusahkan mereka…” lerai kakaknya yang telah
kehilangan seluruh kekuatan dan ilmunya karena pengaruh simbal emas.
“Siluman,
enyahlah kau dari desa kami!” maki seluruh warga desa.
“Jangan!
Jangan! Kumohon jangan lempari mereka lagi!” Kyuhyun memohon pada warga desa
agar tidak melempar lagi, istri dan adik iparnya kini berdarah dan terluka.
“Bukannya mereka telah menolong kalian, mereka membuatkan obat untuk kesembuhan
kalian. Di mana rasa terima kasih kalian?!” isak Kyuhyun yang mencoba melindungi
istri dan adik iparnya namun tangannya dipegangi warga.
“Kakak…”
isak Soon Young memandang suaminya.
“Tapi
bagaimanapun mereka adalah siluman, selamanya siluman hanya akan membuat
manusia menderita!” tolak warga. Mereka terus melempari kedua siluman bersaudara
itu tanpa ampun. Darah segar yang mengalir dari setiap luka bekas lemparan
warga pada tubuh istri dan adik iparnya membuat Kyuhyun terlecut. Entah dari
mana datangnya kekautan itu, dia membanting warga yang menahannya. Dia pun
segera memberikan perlindungan pada istri dan adik iparnya. Dipeluknya kedua
wanita itu agar tidak terkena lemparan batu.
“Kakak…
jangan lakukan ini, kau bisa terluka…” isak Soon Young dalam pelukannya.
“Tidak!!!
Aku tidak akan meninggalkan kalian!” tolak Kyuhyun.
“Hiks…
kakak ipar… maafkan kami…” isak Soon Gyu. Beberapa warga mencoba memisahkan
mereka, ditariknya Kyuhyun menjauh. Ibunya pun mencoba membujuk Kyuhyun pergi.
“Kyuhyun…
sadarlah Nak, mereka adalah siluman. Mereka bukan lagi istri dan adik iparmu!”
“Ibu…”
Soon Young menangis mendengar perkataan mertuanya,
“Diam
kau, aku tidak pernah menjadi ibu dari seekor ular! Baraninya kau menipu anakku
dan keluarga kami!”
“Sekarang
sudah saatnya kalian kembali ke alam kalian, hiduplah dengan tenang sampai tiba
masa kalian untuk berenkarnasi!” ucap pendeta itu sambil mengeluarkan simbal
emasnya.
“Hiks…
Kakak, maafkan aku yang telah mengecewakanmu. Terima kasih karena kau telah
mencintaiku dan maafkan aku yang telah mencintaimu…” lirih Soon Young.
“Kakak
ipar, terima kasih atas kebaikanmu selama ini…” sambung Soon Gyu. Seberkas
cahaya menyilaukan keluar dari simbal emas yang dipegang oleh Pendeta Choi,
perlahan cahaya itu menarik dua siluman bersaudara.
“Adik…
aku masih mencintaimu sekalipun kau seekor ular. Aku akan mencarimu di
kehidupan berikutnya, tunggu aku, tunggu aku, aku akan menemukanmu!” teriak
Kyuhyun seiring dengan menghilangnya istri dan adik iparnya.
“Dokter Cho…”
“Dokter Cho… bangunlah,”
“Hei… Cho Kyuhyun bangunlah!”
Kyuhyun terjaga dari mimpinya, dilihatnya wajah Siwon yang cemas,
“Oh… terima kasih sudah membangunkan
aku,” ucap Kyuhyun sambil meregangkan otot-otot lehernya.
“Kau bermimpi tentang ular itu
lagi?” tanya Siwon,
“Uhm…” Kyuhyun mengangguk dan
tersenyum. “Tapi kali ini ular itu menjelma menjadi seorang gadis yang sangat
cantik!” Kyuhyun bergegas mengambil mantel hangatnya dan meninggalkan Siwon
yang bengong mendengar ceritanya, “Choi Siwon, giliranmu yang jaga. Pasien di
kamar 13 baru saja dioperasi, perikaslah keadaannya setiap dua jam sekali!”
teriak Kyuhyun dari balik pintu.
“Cho Kyuhyun! Sepertinya kau butuh
psikiater!” canda Siwon.
“Terima kasih atas sarannya!”
Kyuhyun merentangkan tangannya,
kepalanya mengarah pada langit yang mulai memerah karena pantulan cahaya
mentari di ufuk barat. Dihirupnya udara sore musim gugur yang begitu indah.
“Soon Gyu…!” pemuda itu mendengar
sebuah teriakan, “Soon Gyu…!” ulang suara memanggil itu lagi. Dilihatnya seekor
ular putih sedang berjalan kebingungan mencari sesuatu, maksudnya seorang gadis
yang mengenakan maskot boneka ular putih.
“Maaf… anda mencari siapa Nona?”
Kyuhyun mencoba menyapanya, dia tertegun memandang wajah gadis itu saat gadis
itu melepas kepala bonekanya.
“Aku mencari adikku. Entah ke mana
perginya…” jawab gadis itu.
“Aku menemukanmu, kau yang selalu
muncul dalam mimpiku…” ucap Kyuhyun dalam hati.
“Tuan… apa kau melihat ular hijau?
Ehm… maksudku seorang gadis yang mengenakan maskot ular hijau mirip denganku…”
“Aku
tidak melihat, tapi aku bersedia membantumu mencarinya!” jawab Kyuhyun.
“Benarkah?
Terima kasih banyak!”
“Uhm…
namaku Cho Kyuhyun!
“Aku
Lee Soon Young…”