Inspirited from manga best seller “Hanayori
Dango”
sebelumnya di Flower + Guys (Part 1)
Aku
menjadi pusat perhatian para siswa di sekolah, huft… Sungyeon sendiri sampai
mengira aku melakukan operasi plastik. Kadang aku ragu padanya, dia itu temanku
atau bukan, dia selalu bicara ceplas-ceplos tanpa mempertimbangkan perasaanku.
Teganya dia bilang aku seperti itik yang berubah menjadi angsa.
“Wah…
kau ternyata cantik, aku jadi pangling!” seru Kyuhyun sambil menatapku
lekat-lekat. “Yah… seandainya kau bukan milik Hyung-ku aku pasti…” ucapannya
terpotong, “Sudahlah… aku tidak boleh berpikiran seperti itu, butuh waktu
bertahun-tahun Hyung untuk membuka diri. Sekarang sudah tiba saatnya kenapa aku
malah ingin mengganggunya.” Keningku berkerut mendengarnya, aku tidak mengerti.
Saat
ini aku berada di ruangan khusus Flower
Guys, julukan mereka bertiga. Siwon yang memintaku datang ke tempat ini namun
dia sendiri belum muncul-muncul juga.
“Kyu~aaaaaaaaa”
pekikakan Sungmin nyaris memecahkan benda-benda yang terbuat dari kaca di
ruangan ini.
“Hyung…
kenapa berteriak?” Kyuhyun menggerutu,
“Tahu
tidak aku bertemu dengan siapa tadi?” tanya Sungmin
“Mana
kutahu?!” balas Kyuhyun cuek.
“Tadi
aku bertemu dengan seorang pangeran tampan! Senyumannya begitu menawan, aku
sampai melayang dibuatnya!” Sungmin menerawang ke langit-langit, “Tadi hampir
saja aku terjatuh karena menginjak tali sepatuku dan untung ada dia yang datang
menyelamatkan aku. Dia memelukku lembut dan menanyakan keadaanku ‘gwencanayeo?’
tanyanya! Aku sungguh terharu, dia mengkhawatirkan keadaanku!” aku dan Kyuhyun
melongo seperti orang bodoh mendengar ceritanya.
“Dia
siswa di sini?” tanya Kyuhyun
“Bukan,
soalnya dia tidak memakai seragam. Aku tidak tahu siapa dia, yang jelas dia
adalah pangeranku!” mata Sungmin berbinar-binar dengan pipi yang merona.
“Pangeran?
Maksudmu orang yang menolongmu adalah pria?” tanyaku bingung.
“Tentu
saja! Memangnya kau pikir aku ditolong oleh hewan?!” ketusnya. “Heh… siapa
kau?” tanyanya saat melihatku. Setelah memperhatikanku dia baru sadar…
“Kauuuu?! Siapa yang membuatmu jadi secantik ini?”
“Siwon
Hyung yang melakukannya, sudahlah… ayo kita masuk, sebentar lagi bel berbunyi!”
ajak Kyuhyun.
Aku
dan Kyuhyun berjalan di belakang Sungmin, pria aneh itu seperti orang yang
kehilangan akal sehatnya berjalan sambil melompat-lompat kecil. Bersenandung
ria dan tersenyum pada siapa saja.
“Aneh
‘kan?” tanya Kyuhyun yang ternyata sedari tadi memperhatikan ekspresiku.
“Uhm…
benar-benar berbeda!” anggukku
“Dia
memang berbeda, dia itu gay!” jawab Kyuhyun.
“Mwooooo???”
pekikku tidak percaya.
Saat
istirahat, aku bergabung bersama Flower Guys di kantin pribadi mereka. Tak
henti-hentinya kupandangi siswa bernama Sungmin itu, padahal dia begitu tampan
dan nyaris sempurna tapi…
“Yaa…
kenapa kau memandangku dengan tatapan seperti itu!” protesnya padaku, aku kegat
karena ketahuan. “Jangan bilang kalau kau menyukaiku!” ucapnya penuh percaya
diri.
“Apa
benar kau suka sesama jenis?” tanyaku polos, dia mendelik, tatapannya sangat
mengerikan. Siwon hanya tersenyum sementara Kyuhyun cekikikan.
“Memangnya
kenapa kalau aku suka pria? Ada yang salah? Kau punya hak menyukai orang lain,
akupun punya hak menyukai orang yang kusukai, mau dia laki-laki atau perempuan,
kau tak perlu protes!” bentaknya.
“Hyung…
sudahlah, dia hanya kaget, tak perlu diperpanjang. Lama-kelamaan dia akan terbiasa!”
Siwon mencoba membelaku, direntangkan tangannya menutupiku agar Sungmin tidak
terus-terus melotot ke arahku.
“Tapi…
itu bertentangan dengan agama, apa kau tidak takut dikutuk Tuhan?” lanjutku.
“Yaa…
kau!” Sungmin berdiri, refleks Siwon memasukkanku dalam pelukannya sementara
Kyuhyun menahan Sungmin.
“Hyung…
tahan!!!” seru Kyuhyun, “Dia itu wanita, pacarnya Siwon Hyung!”
“Wonnie…
aku tidak suka dia, kenapa kau tidak mencari gadis lain?!” Sungmin merajuk,
“Karena
aku hanya suka dia!” Siwon tersenyum ke arah hyungnya. “Lain kali jangan
membahas kekurangannya itu di depannya, dia memang tidak suka!” jelasnya
padaku. Perlahan dia melepas pelukannya dan kembali duduk di kursinya,
untunglah Sungmin sudah dapat dijinakkan oleh Kyuhyun.
“Aku…
aku… mau ke toilet!” ucapku gelagapan. Napasku berpacu kencang, kulihat wajahku
di cermin, merah. Tadi dia memelukku, tangannya yang melingkar di pinggangku
membuatku merasa aman. Bahkan aroma tubuhnya masih terasa sampai sekarang,
tidak… tidak… dia hanya refleks tadi, tahan perasaanmu Gwansim!
Kugeleng-gelengkan kepalaku mencoba menghapus memori pelukan itu.
^.^
~Neol
bogosipdago
Ddoo
ango sipdago
Jeohaneulbomleo
gidohaneun nal
Niga
anmpyeon andwae
Neo
eobsin nan andwae
Na
ireokhe haru handarureul ddo illyeoneul
Na
appado choa
Nae
mam dachyeidi joha nan
Gurae
nan neo Gwansimman saranghanikka~
It has to be you milik Jong Woon Suju diakhiri
Oppaku dengan merdu, tepukan tangan para pengunjung membuat Yesung Oppa
tersenyum. Dia menyimpan gitarnya dan menghampiriku di salah satu meja tamu.
“Oppa
hebat, tidak kalah dari Jong Woon Super Junior!” pujiku,
“Wah…
Yesung~a jeongmal gomawo. Untung ada kau, penyanyiku tiba-tiba sakit makanya
aku minta tolong padamu!” sapa temannya, si pemilik café ini.
“Cheonmanh…
maaf aku tidak bisa lama-lama, Gwansim ayo!” Oppa mengajakku keluar.
“Yaa…
minum dulu!” cegat temannya,
“Tidak
perlu, kami buru-buru. Eomma di rumah pasti sedang sibuk!” tolak Oppa.
“Anyeonghae
Oppa,” aku berpamitan pada temannya itu. Kurangkul bahunya saat kami berjalan
di emperan toko. Memang aku dan Oppaku sangat dekat, bagi siapa yang tidak
mengenal kami, mereka pasti akan salah paham dan menyangka kami pacaran.
Pagi
ini aku berpapasan dengan Sungmin di parkiran, dia berjalan tanpa peduli
padaku. Wajahnya begitu menakutkan seakan ingin menerkamku.
“Anyeong
haseyo Sungmin~a” sapaku namun dia hanya memicingkan mata.
“Dia
sombong sekali!” sungut Sungyeon di sampingku, hm… apa dia masih marah dengan
kejadian kemarin? Ponselku tiba-tiba berdering, kulihat layarnya, ternyata
Siwon memanggilku.
“Yeon~a
aku ada urusan sebentar, kau duluan saja ke kelas!” aku segera berpamitan pada
sahabatku itu setelah bicara dengan Siwon sebentar.
“Yaa…
urusan apa sih pagi-pagi begini!” teriak Sungyeon namun aku tidak punya waktu
untuk menjelaskannya. Aku tiba di lapangan basket setelah sepuluh menit,
kulihat Siwon, Sungmin, dan Kyuhyun sedang duduk seperti berunding.
“Dia
sudah datang! Lebih baik putuskan saja dia sekarang!” seru Sungmin begitu
menyadari kehadiranku. Aku yang tidak tahu apa-apa jadi bengong seperti orang
bodoh.
“Kemarin
kau ke mana?” tanya Siwon padaku,
“Aaaaaku…”
aku gelagapan, sebenarnya ada apa ini?
“Kau
tidak percaya padaku? Jelas-jelas aku lihat dia telah mengkhianatimu!” protes
Sungmin pada Siwon.
“Mengkhianati
bagaimana? Apa yang kalian bicarakan?” tanyaku bingung. “Kemarin aku hanya ke
tempat Sungyeon untuk mengerjakan PR bersama!”
“Hanya
itu?!” tanya Siwon lagi, sorot matanya sangat menakutkan.
“Kemarin
Sungmin Hyung melihatmu bergandengan tangan dengan seorang namja,”
“Kau
tidak sedang mempermainkan aku ‘kan?! Kau tahu akibatnya ‘kan bila seseorang
berkhianat di belakangku?” ucap Siwon,
“Percayalah
padaku, aku tidak melakukan hal seperti yang disangkakan Sungmin!” belaku, bel
masuk pun berdering.
“Sudahlah…
masalah ini nanti kita bahas lagi!” Kyuhyun menengahi. “Sekarang kita masuk
dulu!” lanjutnya.
Keadaan
antara aku, Siwon, dan Sungmin masih berlanjut. Aku sungguh tidak paham kenapa
Sungmin berkata yang bukan-bukan seperti itu. Siwon juga… kenapa dia langsung
percaya pada hyungnya? Apa dia tidak sadar, orang mana sih yang berani
mempermainkannya? Argh… kuacak-acak rambutku,
“Kau
kenapa?” tanya Donghae yang tiba-tiba muncul di hadapanku. Aku kaget dan
buru-buru kuperbaiki posisiku.
“Tidak
apa-apa!” jawabku. Aku sibuk menyusun naskah proyek drama musikal kami.
“Boleh
aku duduk di dekatmu?” tanyanya.
“Nanti
pacarmu melihat dan dia akan salah paham!” tolakku.
“Kelasnya
masih lama bubar kok!” tanpa izinku dia duduk di sebelahku. Keadaan klub masih
sepi begini, aku takut orang-orang akan berpendapat negatif. “Bagaimana kalian
bisa berpacaran?” Donghae memecah kesunyian yang sempat menyeruak di antara
kami.
“Semua
terjadi begitu saja!” jawabku acuh.
“Semua
terjadi begitu saja dalam sehari?” tanyanya kurang percaya.
“Kau
saja langsung berpacaran dengan Jessica sehari setelah kau memutuskan aku!”
“Jadi…
kau melakukan ini untuk membalasku?”
“Yaa…
Lee Donghae! Aku bukan orang jahat sepertimu, aku tidak ingin memanfaatkan
orang lain untuk balas dendam!” bentakku. Beberapa saat kemudian anggota klub
berdatangan sehingga aku dan Donghae harus menjaga jarak.
Hari
sudah hampir gelap, latihan di klub pun sudah usai. Segera kuberesi
perlengkapanku dan bergegas ke parkiran. Hari ini Siwon tidak berniat mengantarku
pulang, mungkin dia masih marah padaku. Aku berjalan ke halte sendirian, Sungyeon
sudah pulang duluan tadi sore sebab dia punya urusan. Piiiiippppp… suara
klakson mobil menghentikan langkahku. Sebuah Audy putih menepi ke arahku,
sesaat kemudian Siwon keluar.
“Kau
membuatku menunggu, kupikir kau masih di klub!” dengusnya, menunggu? Aku hanya
terpaku seperti orang bodoh. “Cepat naik!” dia membukakan pintu mobilnya
untukku, aku masih bengong. “Yaa… apa yang sedang kau pikirkan?! Cepat naik!”
ulangnya. Akupun segera menurutinya.
“Kupikir
kau sudah pulang makanya aku langsung pergi!” ucapku menjelaskan. Dia hanya
diam, “Em… apa kau masih marah pada tuduhan Sungmin? Aku berani bersumpah kalau
aku tidak membohongimu!”
“Aku
percaya!” sanggahnya, “Tipe gadis sepertimu mana mungkin berbohong padaku! Aku
hanya butuh orang yang jujur, aku benci seorang pembohong. Aku lebih menghargai
orang itu berkata jujur padaku meski nantinya akan menyakitkanku daripada aku
terus dibohongi demi menjaga kebahagiaanku.” Aku menunduk, huft… sebenarnya
apakah aku dan dia layak dikatakan pacaran?
Yesung
Oppa menungguku di depan gerbang, aku cukup takut melihat ekspresi wajahnya
saat melihatku memasuki pekarangan.
“Siapa
yang mengantarmu?” tanyanya,
“Teman…”
“Akhir-akhir
ini kau sering pulang malam, apa kau bersamanya?”
“Em…
aku sibuk di klub dan dia hanya mengantarku pulang!”
“Bisaanya
juga kau akan mengubungi Oppa bila butuh jemputan!”
“Yaa…
Yesung~a!” tiba-tiba ibu datang menengahi, “Adikmu sudah cerita pada ibu, dia
sibuk mengurus drama musikal di sekolah makanya akan sering terlambat!”
“Bu…”
Oppa mencoba bicara namun segera dipotong,
“Aish…
tak masalah kalau adikmu diantar pulang oleh temannya. Dia sudah besar, kalau
punya teman pria, apa salahnya?! Toh adikmu tidak akan macam-macam!” seru ibu.
Oppa kehabisan kata, dia segera masuk meninggalkan aku dan ibu.
“Huh…
jangan disimpan di hati perlakuan Oppamu tadi, dia hanya berusaha menjagamu!”
aku mengangguk meski sedikit bingung. Baru kali ini Oppa memarahiku karena
diantar pulang oleh seorang namja padahal sebelum-sebelumnya tidak.
Pagi
ini Yesung Oppa masih bersedia mengantaku ke sekolah meski di sepanjang jalan
tadi dia hanya diam.
“Gomapsumnida
Oppa!” ucapku setelah turun dari mobil. Dia tidak membalas, dari kejauhan
kulihat Sungyeon berlari menghampiri kami.
“Selamat
pagi Oppa!” sapa Sungyeon penuh semangat, kali ini Oppa baru tersenyum. “Wah…
pagi ini Oppa tampan sekali, mau kuliah ya?!” Yesung Oppa hanya mengangguk,
kulirik Sungyeon yang kurasa semakin tidak tahu malu.
“Anyeong
haseyo Gwansim~a,” kulihat Kyuhyun berjalan ke arahku beserta Sungmin dengan
wajah cemberut. Aku tersenyum pada mereka.
“Oppa…
mereka teman-temanku!” ucapku, Kyuhyun tersenyum dan mengulurkan tangannya
begitu pun Sungmin. Tapi ekspresi Sungmin agak berbeda, dia seperti orang
kaget. Kenapa dia kukatakan kaget? Sebab dia terus memandangi Yesung Oppa dan
tidak mau melepaskan jabatan tangannya.
“Gwansim~a…
jadi dia Oppamu?” tanya Sungmin sedikit gugup, tatapannya terus menikam ke arah
Oppaku.
“Yaa…
kenapa terlalu lama jabatannya?!” Sungyeon segera mendorong Sungmin agar dia
melepas tangan Oppaku. Kembali Sungmin mendorong Sungyeon ke arah lain,
“Joneun
Lee Sungmin imnida!” seru Sungmin di hadapan Oppaku,
“Bukannya
kau sudah mengatakan namamu tadi?!” Sungyeon tak mau kalah, dia kembali
mendorong Sungmin.
“Tak
masalah ‘kan kalau aku mengulang namaku? Siapa tahu Hyung lupa! Em… aku teman
baiknya Gwansim, salam kenal Hyung!” ucap Sungmin penuh kelembutan usai
mendorong Sungyeon lebih jauh.
“Sudahlah…
Oppaku harus ke kampus sekarang, nanti dia terlambat!” segera kupaksa Oppa
masuk ke mobilnya, kalau di sini terus, Sungmin dan Sungyeon entah sampai kapan
dorong-dorongan.
“Gwansim~a
aku sempat salah paham, kupikir Yesung Hyung itu pacarmu, soalnya aku melihat
kalian bergandengan mesra sekali waktu di Gangnam!” seru Sungmin ceria.
“Jadi
maksudmu aku mengkhianati Siwon dengan Oppaku sendiri? bagaimana mungkin kau
sampai berpikir begitu?”
“Mianh…
soalnya waktu itu kalian seperti orang pacaran saja, mesra sekali!”
“Huh…
makanya Hyung, jangan langsung main tuduh. Bagaimana coba kalau Siwon Hyung
langsung percaya dan ikut salah paham?!”
“He…he…
mianhe,” Sungmin cengengesan sendiri. “Gwansim, apa dia sudah punya pacar?”
tanyanya.
“Aku!”
Sungyeon langsung menimpali, aku menatapnya dengan tatapan – sejak kapan kau
jadi pacar kakakku? “Maksudku calon pacarnya, Gwansim~a… bersiap-siaplah
memanggilku Unnie!”
“Enak
saja, kalau bicara jangan ngaco!” timpal Sungmin.
“Ngaco
bagaimana? Yang aneh itu kalau kau yang ingin menjadi kakak iparnya Gwansim!”
balas Sungyeon.
“Memang
tidak boleh?” tanya Sungmin marah,
“Tentu
saja, kau kan namja! Mana ada ‘jeruk makan jeruk’!”
“Kau!!!!”
Sungmin langsung berubah menjadi manusia saiya super yang mengeluarkan api di
belakangnya.
>,<
“Mwo????
Jadi kau menceritakan semuanya padaYesung Oppa?” pekikku.
“Nde,
termasuk keraguanku akan ketulusan Siwon!” ucap Sungyeon dengan santainya
sambil mengurusi rambut panjangnya. Pantas Oppa marah sekali saat aku diantar
pulang oleh Siwon.
“Kau
sendiri yang bilang kalau Siwon tiba-tiba saja mengakuimu sebagai pacar di
hadapan anak-anak klub padahal kalian tidak pernah bicara bahkan saling kenal.
Lagian mana mungkin pria se-perfect
Siwon naksir begitu saja padamu!”
“Yaa…
Kim Sungyeon, sedikit saja aku angkat bicara tentang kebisaaan burukmu pada
Oppaku, aku yakin dia akan langsung ill
feel padamu!”
“Andwae…andwae…
jebal!” dia kelimpungan dan memohon padaku. “Oh… jadi kau dapat marah dari
Oppamu semalam? Yaa… jangan terlalu sedih, Yesung Oppa melakukan ini hanya
untuk melindungimu, wajar ‘kan kakak laki-laki menkhawatirkan keadaan adik
perempuannya!” ucap sahabatku itu.
“Nde…
jadi ini penyebabnya! Yaa… kau bilang apa saja pada Yesung oppa? Kau tidak
menjelek-jelekkan Siwon ‘kan?” kutatap Sungyeon dengan beringas.
“Aniyo…
aku hanya bilang kalau dia anak orang kaya, suka bertindak semaunya, banyak
anak yang telah mengundurkan diri dari sekolah gara-gara tidak tahan ditindas
olehnya, dia suka cari gara-gara…”
“Yeon~a…
sepertinya aku harus menjahit mulutmu!” pekikku. Sungyeon dengan sekejap kabur
dariku, aku mengejarnya, ya… kurasa aku harus memberi pelajaran pada gadis
badung itu.
Brukkkkk,
aku menabrak seseorang saat di tikungan, untung saja orang itu cukup kuat
menahanku jadi kami tidak perlu terjatuh.
“Donghae!!!”
jeritku
“Kau
kenapa berlarian di koridor seperti itu?” tanyanya.
“Oh…
aku mengejar Sungyeon tapi lari anak itu cepat juga!” aku agak gugup berada
dalam posisi begitu dekat dengan mantan pacarku ini. Padahal saat masih
pacaran, kami tidak pernah sedekat ini.
“Yaa…
Lee Donghae!!!” suara lengkingan Jessica membuat kami tersadar, buru-buru aku
melepas rangkulannya. “Apa yang kalian berdua lakukan?!” umpat Jessica.
“Kau
jangan salah paham, kami tidak bermaksud apa-apa! Tadi aku menabraknya dan dia
menahanku agar tidak terjatuh!” jelasku,
“Kau
memang keterlaluan, sudah punya pacar tapi masih mencari perhatian namja lain.
Apa Siwon tidak cukup untukmu?!” bentaknya.
“Ada
apa menyebut namaku?!” Deg… keringat dinginku langsung mengalir. Di belakang
Jessica muncul Siwon dengan auranya yang menakutkan.
“Em…
Ehm… Sunbae[1],
itu…itu…” Jessica ikutan gugup.
“Gwansim…
ada yang ingin kuberikan padamu!” ucap Siwon, akupun mengikuti langkahnya dan
meninggalkan Jessica juga Donghae. Lewat pantulan kaca kelas, kulihat Jessica
tersenyum licik ke arahku. Aku jadi was-was, apa dia akan melakukan hal buruk
padaku?
Siwon
memberiku sebuah cincin berlian berwarna blue sapphire, indah sekali! Dia
sendiri yang memasangkannya di jariku.
“Kau
suka?” tanya,
“Nde…
tapi kenapa kau memberikan ini?”
“Cincin
itu menandakan bahwa mulai detik ini kau adalah milikku!” aku jadi malu
mendengar perkataannya, meski itu bohong namun aku bahagia. “Aku juga pakai!”
dia memperlihatkan jari manis kirinya, wah… cincin berpasangan. “Kalau kau
menjaga cincin itu maka aku juga menjaga hatiku!” kami tersenyum bersama, kalau
dia terus-terusan baik padaku, aku takut akan benar-benar jatuh hati padanya.
“Yaa…
kalian berdua! Kenapa hanya saling berpandangan? Adegan kissing-nya mana?”
tegur Kyuhyun dari samping sambil terus merekam dengan camera video-nya.
Sungmin hanya cekikikan,
“Yaa…
sejak kapan kau merekam kami?”
“Sejak
tadi, pokoknya kami sudah tahu kalau mulai detik ini Gwansim adalah milikmu!”
ucap Sungmin centil. Siwon memerah wajahnya, dikejarnya kedua temannya itu dan
berusaha merebut kamera video yang dipegang Kyuhyun. Kupandangi kembali cincin
yang baru saja dipasangkan Siwon, aku tersenyum, ya… akan aku jaga.
“Oppa…”
aku lumayan gugup saat mengajak Yesung Oppa bicara. “Aku sudah dengar dari Sungyeon,
katanya dia sudah menceritakan semuanya padamu. Apa yang dikatakan Sungyeon
meski tidak semuanya salah namun kau tak perlu khawatir, Siwon tidak seburuk
yang dia pikir. Dia hanya takut aku disakiti, aku mengerti perasaannya, tapi
dia belum mengenal bagaimana Siwon sebenarnya. Kuharap Oppa mau percaya padaku,
aku baik-baik saja!” kupegang tangan Oppaku untuk meyakinkannya.
“Kalau
terjadi sesuatu, datanglah pada Oppa. Biar Oppa yang memberi pelajaran orang
yang telah menyakitimu!” dia tersenyum, tapi kenapa kulihat ada kepedihan di
matanya?
Flower + Guys
Kesibukanku
di club tari menguras waktuku, untung saja Siwon tidak banyak mengeluh.
Sebentar lagi ulang tahun sekolah jadi aku dan member klub harus ekstra bekerja
merampungkan proyek drama musikal kami.
“Gwansim…
minum dulu, dari tadi kau menyusun barang!” bujuk Donghae,
“Oh…
sebentar lagi!” ucapku sambil merapikan tirai. Tinggal kami berdua di klub,
kami penanggung jawab acara sehingga tak pelak lagi kami yang harus memastikan
segala kelengkapan drama. Sret…
“Awwwwwww…….”
Pekikku saat terpeleset dari anak tangga. Sleb… untung saja ada Donghae yang
menangkapku, “Gomawo!” ucapku masih kaget
“Nde…”
balasnya pelan. Dia memandangku dalam beberapa saat,
“Donghae~a
turunkan aku!” pintaku, sekejap dia seperti kembali tersadar dan perlahan
menurunkan aku. Kami lumayan kikuk setelahnya, aku tak tahu harus berlaku
bagaimana.
“Mungkin
kita akan pulang larut nanti, apa kau punya jemputan?”
“Oh…
iya, Siwon akan menjemputku!”
“Siwon
ya? Awalnya aku ragu pada hubungan kalian, kupikir kalian hanya bersandiwara
namun ternyata dugaanku salah. Kalau tidak salah, sudah tiga bulan kalian
bersama!”
“Kau
menghitungnya?”
“Aku
mengingatnya soalnya berbarengan dengan aku memutuskanmu…” aku menunduk,
sudahlah… aku tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. “Apa kau senang
bersamanya?”
“Apa?
Tentu saja… Siwon pria yang baik, selama ini yang kita lihat dia sangat dingin
dan menakutkan tapi sebenarnya dia sangat perhatian!”
“Kau
tak pernah berbohong, jadi aku percaya padamu!” lirihnya. Kami kembali saling
diam, sesaat kemudian ponselku berdering.
“Sudah
selesai?” tanya Siwon di seberang,
“Nde…
aku akan beres-beres dulu!”
“Kutunggu
di parkiran!”
“Nde…”
tutupku. Donghae memandangku, “Uhm… aku pulang duluan, kau?”
“Masih
ada yang harus kubereskan!” jawabnya. Akupun merapikan semua barangku dan
bergegas menyusul Siwon di parkiran.
“Sungmin
Hyung dan Kyuhyun ada di Babtol sekarang!” Siwon membuka pembicaraan saat kami
di jalan.
“Ha???
Di restaurantku? Untuk apa?”
“Menurutmu
untuk apa orang ke resetaurant?”
“Ehm…
maksudku…” kugaruk kepalaku yang tidak gatal karena malu, “… kalian ‘kan bisaa
makan di restaurant mewah, kenapa tiba-tiba malah makan di Babtol?”
“Entahlah…
Sungmin Hyung ngotot ingin makan di sana!” Siwon tersenyum geli.
“Siwon-ssi…
kenapa aku curiga kalau Sungmin…” aku tidak berani berterus terang.
“…menyukai
kakakmu?” Siwon melanjutkan, aku lumayan kaget,
“Apa
kau berpikir begitu juga?!” tanyaku
“Sudah
sampai!” ujarnya tiba-tiba sehingga pembicaraan kami terputus. Aku dan Siwon
segera bergabung bersama Kyuhyun dan Sungmin di meja pojok.
“Gwansim…
teobokgi buatan ibumu enak sekali!” seru Sungmin sambil melahap daging
panggangnya. Kyuhyun kelihatan ill feel melihat nafsu makan hyung-nya itu.
“Jadi
kalian teman-teman Gwansim?!” tanya ibu yang datang dengan semangkuk sup iga
sapi. Mereka serempak tersenyum dan mengiyakan. “Ayo duduk!” ajak ibu pada
Siwon.
“Ajumma…
Yesung Hyung mana?” tanya Sungmin tanpa basa-basi,
“Oh…
ada…” jawab ibu, “Yesung~a… cepat keluarkan ikan bakarnya!” perintah ibu ke
arah dapur
“Ommo…
Hyung, aku tidak pesan ikan bakar ‘kan?” sela Kyuhyun
“Nde…
aku yang pesan!”
“Tapi
daging panggang dan sup-mu belum kau makan, kenapa pesan lagi?” protes Kyuhyun.
“Sttt…
sudah diam!” omel Sungmin, sesaat kemudian kakakku keluar dengan membawa ikan
bakar yang besar. “Em… Yesung Hyung gomapta, maaf sudah merepotkanmu!” Sungmin
berubah manja sekarang.
“Aniya…
gwencana!” Yesung Oppa tersenyum, kulihat gelagat Sungmin, aku semakin curiga.
Sejenak Yesung Oppa melirik ke arahku dan Siwon, kemudian kembali ke dapur
lagi.
“Sepertinya
Oppa-mu tidak menyukaiku!” bisik Siwon padaku. Deg… aku hanya tersenyum kecut.
Write down your comment please ♡ ~('▽^人)
ReplyDelete