Note : This story is inspirated from Manga Best Seller Hanayori Dango
Yey... I'm back again with new season of my story. Please enjoy and don't forget to leave comment ^^
Seperti mimpi, semua
masalahku hilang dalam sehari. Aku mendapatkan Siwon dan Sungyeon kembali
padaku, begitupun Sungmin yang kembali menerimaku. Meski aku tak tahu kapan
Oppaku juga kembali, namun aku percaya dia tak akan selamanya meninggalkanku.
Tak terasa kami telah memasuki tahap akhir pendidikan kami di Neul Paran dan
sebentar lagi kami akan menjadi mahasiswa. Untunglah Sungyeon dan Donghae lulus
ujian masuk Universitas Sung Gong Hoe, sementara Flower Guys, tak perlu
khawatir pada mereka. Kami berlima masih dapat berkumpul bersama lagi, aku
sungguh bahagia.
“Apa kau tidak merasa
akhir-akhir ini Sungmin Hyung dan Sungyeon jadi dekat?” tegur Siwon padaku saat
kami sedang bersantai sebab tidak ada perkuliahan.
“Wajar ‘kan kalau mereka
dekat, soalnya mereka sekelas!” balasku, ya… Sungmin dan Sungyeon mengambil
jurusan design grafik; Siwon mengambil jurusan bisnis; aku dan Kyuhyun jurusan
sains; sementara Donghae jurusan seni.
“Maksudku tidah hanya
dekat karena sekelas… mereka jadi lebih akrab dan…”
“Maksudnya mereka saling
suka?” tanyaku heran, “Siwon-ssi… bukannya Sungmin-ssi itu…” aku tak kuat kalau
harus mengeluarkan kata ‘gay’ dari mulutku.
“Ya… aku tahu, makanya aku
heran. Kuharap Sungyeon dapat membantu Hyung-ku kembali ke jalan yang benar!”
balas Siwon, keningku berkerut, memangnya Sungmin tersesat selama ini?
“Yaak… aku ‘kan sudah bilang
garis diagonal itu tidak perlu dimasukkan. Memangnya apa arti garis itu?
Merusak konstruksi desain saja!” bentak Sungyeon yang mengekor di belakang
Sungmin.
“Garis diagonal itu nanti
akan dijadikan rangka lampu, kenapa sih kau tidak mengerti juga?” balas Sungmin
yang langsung duduk begitu tiba di meja kami. Tanpa permisi dia langsung
menyeruput minuman Siwon. Aku dan Siwon terbengong melihat tingkah mereka yang
sepertinya tidak bisa akur.
“Pokoknya aku tidak ingin
melihat garis itu, hapus!” putus Sungyeon,
“Heh… enak saja. Memangnya
kau pikir siapa ketua kelompok?” protes Sungmin,
“Jangan kira kalau kau
ketua lantas kau dapat bertindak sesuka hatimu. Aku anggota namun aku juga
berhak bersuara! Aku tidak mau kelompokku kalah hanya karena ketuanya tidak becus!”
“Mwo???? Kau bilang aku
tidak becus? Aku bahkan sampai tidak tidur untuk merekonstruksi gambarmu yang
berantakan itu!”
“Berantakan?” errrr, Sungyeon
panas. Dia langsung mengambil minumanku dan menghabiskannya. “Baiklah kalau kau
menolak menghapusnya, aku yang akan menghapus!” Sungyeon bergegas ke suatu arah
sedangkan Sungmin melotot dan akhirnya mengejar sahabatku itu.
“Ehm… apa itu yang kau
maksud akrab?” tanyaku agak ragu, Siwon speechless. Dari jauh kami melihat
Kyuhyun yang sedang merayu dosen cantik, wah… sepertinya anak itu tidak berubah
sedikitpun.
“Dia kenapa?” tanya Siwon,
aku yakin dia bertanya tentang Dongsaengnya,
“Dia tidak mengerjakan
analisis kasus mikro yang ditugaskan minggu lalu…”
“Dia pasti keasikan
bermain PSP-nya!”
“Tidak, dia bilang dia
sengaja sebab ingin menggoda Miss. Lee!” jawabku, Siwon geleng-geleng kepala.
Yah, begitulah kehidupan
baruku di universitas. Teman-temanku sama sekali tidak berubah, mereka masih
cute dan polos seperti saat masih di Neul Paran. Oh ya, aku lupa Donghae, dia
semakin aktif di sanggar tari sesuai jurusan yang dia pilih. Kuharap dia segera
mendapat gadis yang cocok untuknya sebab jurusan seni merupakan jurusan dengan
mahasiswi terbanyak, termasuk Jessica. Yah… dia dan Donghae berada di jurusan
yang sama namun kelas berbeda. Sedangkan Eunjeong dan Jaekyeong memilih jurusan
bisnis seperti Siwon, entah karena mereka memang berminat di jurusan itu atau
semata-mata dapat melihat Siwon lebih sering.
Aku dan Siwon menghabiskan
sore di tepi Sungai Han sambil menunggu matahari terbenam. Kutatap langit yang
perlahan terlihat sendu, bagaimana keadaan Oppa-ku di Dongdi? Apa dia makan
dengan baik? Apakah dia tidur dengan nyenyak? Dan apa dia sudah mendapat teman?
Aku benar-benar merindukannya, aku ingin bertemu, aku ingin melihatnya meski
hanya sejenak. Sayang dia masih menolakku, setiap menelpon ke rumah, dia hanya
ingin bicara dengan Omma, Appa, dan Jongjin Oppa, sementara aku hanya dapat
mendengar suara merdunya dari loudspeaker ponsel. Orang tuaku sampai sekarang belum
tahu alasan mengapa Oppa pindah ke Dongdi, kurasa mereka memang tidak boleh
tahu, Jongjin Oppa juga meminta agar aku tutup mulut.
***
Aku dan Kyuhyun sedang
bersantai membaca buku-buku fiksi ilmiah di taman kampus saat Sungyeon
menghampiri kami.
“Apa Sungmin sakit?”
tanyanya pada Kyuhyun, si magnae menggeleng heran, dia tidak tahu pasti namun
menurutnya Hyung-nya baik-baik saja.
“Memangnya kenapa?”
tanyaku.
“Sepanjang perkuliahan
tadi dia hanya diam, biasanya dia paling cerewet bila membahas mengenai
desain!” keluh Sungyeon.
“Saat aku menjemputnya,
Hyung terlihat biasa saja. Memang sih dia agak murung tapi yang jelas tidak
pucat!”
“Apa dia ada masalah?”
tanya Sungyeon.
“Em…” si playboy nampak
sedang berpikir, “Tidak kok!” lanjutnya. “Ada apa ini? Kenapa kau tanya-tanya
tentang Hyung? Apa kau mulai perhatian padanya?” penyakit jahil Kyuhyun kumat
lagi, dia memandang Sungyeon dengan nakal.
“Yaak, apa salah kalau aku
bertanya tentangnya?” sungut sahabatku.
“Tidak sih, hanya saja
aneh… biasanya sering bertengkar tapi sekarang malah khawatir padanya!” ledek
si magnae. Aku tersenyum melihat wajah Sungyeon yang memerah.
“Aku… aku… hanya merasa
hambar saja, sehari tidak bertengkar dengannya seperti ada yang hilang. Adrenalinku
mesti istirahat ya sekarang?”
“Jiah… alasan!” Kyuhyun
tidak mau kalah,
“Yaak, Hyung-mu itu adalah
orang yang paling menyebalkan di dunia, kau pikir aku bisa tertarik padanya?”
bentak sahabatku. “Lagian dia ‘kan…” ucapan Sungyeon terhenti. Aku sampai
was-was, kupikir dia akan ceplas-ceplos seperti biasanya mengenai keadaan
Sungmin.
“Oh… itu Sungmin-ssi!”
ucapku saat melihat Sungmin di dekat gerbang.
“Mau ke mana dia, apa dia
mau bolos? Kami ‘kan masih ada kelas!” cerocos Sungyeon. Mata kami membulat
saat sebuah sedan hitam berhenti di depannya dan beberapa pria mirip gangster
memaksanya masuk.
“Sungmin diculikkkkk!!!”
teriak Sungyeon bersamaan dengan kalang kabutnya aku dan Kyuhyun.
Beberapa menit kemudian
Siwon datang setelah menerima pesan dariku, dia segera menghampiri kami yang
sungguh tidak tahu mesti berbuat apa.
“Jelaskan dulu
kronologisnya!” perintah Siwon sesaat setelah tiba.
“Kami sedang berbincang-bincang
di taman kemudian kami melihat Sungmin Hyung di parkiran. Awalnya kami pikir
dia akan pulang, namun tiba-tiba sebuah sedan hitam berhenti di depannya.
Beberapa pria menyeramkan keluar dan memaksanya masuk ke mobil!” jelas Kyuhyun.
“Apa yang harus kita
lakukan? Ponselnya pun tidak diangkat!” tanyaku panik,
“Telepon polisi saja!”
sela Sungyeon,
“Polisi tidak akan
memproses kasusnya kalau belum sampai 24 jam!” balas Siwon.
“Lalu apa yang akan kita
lakukan? Bagaimana kalau Sungmin diapa-apakan? Bagaimana kalau dia dimutilasi?”
Sungyeon sangat panik.
“Yeon~a… jangan
sembarangan!” aku menegur sahabatku.
“Apa kau tidak ingat wajah
orang-orang itu? Mereka mirip yakuza! Pasti mereka tidak akan segan menyakiti
tawanannya!” sahabatku tak mau kalah.
“Yakuza?” tanya Siwon,
“Iya… mereka seperti yang
di film-film. Memangnya ada apa sampai Sungmin berurusan dengan orang-orang
itu?” seru Sungyeon.
“Ayo ikut aku!” perintah
Siwon.
“Kita mau ke mana Hyung?”
tanya Kyuhyun bingung.
“Menemukan Sungmin Hyung!”
jawab Siwon. Aku, Kyuhyun, dan Sungyeon saling berpandangan heran namun tetap
menuruti perintah Siwon.
“Siwon-ssi apa kau tahu di
mana Sungmin-ssi?” tanyaku saat kami dalam perjalanan, entah Siwon akan membawa
kami ke mana.
“Hyung apa kau punya
gambaran?” tanya Kyuhyun.
“Kemarin Sungmin Hyung
menemuiku, dia mengeluh katanya Kang In Hyung sudah pulang dari Jepang.”
“Haa…? Wah… gawat, jadi
menurutmu Kang In Hyung melakukan semua ini?” tanya Kyuhyun kaget. Siwon
mengangguk dan tetap serius mengendarai Audy
putih-nya.
“Siapa Kang In itu?” tanya
Sungyeon,
“Dia putra pertama
Keluarga Lee. Dia orang yang keras bahkan dapat dikatakan dia tidak punya belas
kasih. Sungmin Hyung sangat takut padanya, di Jepang dia punya beberapa teman
Yakuza, makanya aku langsung kepikiran dia saat kau bilang Sungmin Hyung
diculik orang yang mirip yakuza,” jelas Siwon. Aku dan Sungyeon berpandangan
ngeri, wah… akan sulit kalau kita berurusan dengan organisasi hitam seperti
itu.
“Lalu kenapa Kang In-ssi
menculik adiknya?” tanyaku.
“Masalah ini pastinya
bukan penculikan, mungkin mereka berseteru hingga ada pemaksaan Kang In Hyung…”
jawab Kyuhyun.
“Kang In Hyung tidak suka
karena Sungmin Hyung seorang gay!” lanjut Siwon. Aku dan Sungyeon bengong, kuputuskan
untuk berhenti bicara saja dan Sungyeon pun begitu.
Kami akhirnya tiba di
kediaman Sungmin, rumah apik bergaya Eropa kuno dan wah… besar sekali! Tidak
kalah dari rumah milik Siwon. Sayang kami tidak bisa masuk sebab rumah itu
berpagar beberapa pengawal mirip yakuza.
“Kami temannya Sungmin,
kami ingin bertemu dengannya!” ucap Siwon mencoba ramah di depan salah satu
pengawal itu.
“Maaf… Tuan Muda tidak di
rumah!” balasnya.
“Benarkah? Tapi aku
melihat kau menjemputnya di kampus tadi! Kalau dia tidak di rumah lalu ke mana
kau membawanya?” lanjut Siwon. Memangnya kapan kau lihat Sungmin dibawa? Lalu
dari mana kau tahu kalau tuan ini yang membawanya?
“Ehm… itu…” si pengawal
jadi kikuk, ah… aku paham maksud Siwon! “Tuan muda sedang sibuk, untuk saat ini
tidak bisa diganggu!” ucapnya lagi. Wah… tipu muslihat Siwon benar-benar
membuat si pengawal ketahuan belangnya.
“Kalau sibuk, untuk apa
Sungmin Hyung memanggil kami ke sini? Aku menerima pesannya dan dia meminta
kami datang makanya kami datang!” sambung Kyuhyun.
“Kalian mendapat pesan
darinya?” pengawal itu agak kaget, “Bagaimana bisa padahal kedua tangannya
dipegangi tadi…” bisiknya namun kami masih dapat mendengar.
“Kalau kau tidak percaya,
aku akan menelponnya sekarang!” tantang Kyuhyun. Segera dia memencet ponselnya
dan beberapa saat tersambung dengan Sungmin. “Hyung… aku sudah ada di depan
rumahmu tapi pengawalmu menghadang kami!” ucap si magnae. Seorang pengawal
menghapiri temannya itu dan membisikkan sesuatu padanya,
“Baiklah, kalian boleh
masuk!” ucap si pengawal yang berdebat dengan kami. Aku dan Sungyeon tersenyum,
wah… Siwon dan Kyuhyun hebat, kenapa mereka tidak masuk ke jurusan seni peran
seperti Donghae?
Kami disambut oleh kepala
pelayan, sepertinya Siwon dan Kyuhyun sudah akrab dengan ahjussi ini, mereka
tersenyum ramah padanya.
“Tuan muda ada di ruang
tengah, silakan ikut saya!” ucap ahjussi.
“Apa benar Kang In Hyung
sudah pulang dari Jepang?” tanya Kyuhyun pada ahjussi.
“Benar Tuan Muda!” jawab
ahjussi. Setelah melalui beberapa ruangan, kami akhirnya dipersilakan memasuki
sebuah ruangan. Kami tidak melihat siapa-siapa di sini, ke mana Sungmin?
“Kalian apa kabar?” ucap
seseorang, seorang pria tinggi dan berbadan tegap, sorot matanya tajam dan
menyunggingkan segaris senyum mengerikan.
“Hyung…orenmariya!” sapa
Siwon, Kyuhyun juga tersenyum padanya. Jangan-jangan dia yang bernama Kang In?
“Uhm… lama tak bertemu, tak
terasa kalian sudah kuliah padahal terakhir kita bertemu kalian baru masuk Neul
Paran.”
“Ada urusan apa Hyung
kembali ke Korea?” tanya Kyuhyun,
“Wah, pertanyaanmu seperti
tidak senang kalau aku kembali ke Korea!” sindirnya.
“Hyung memang hebat, dapat
membaca perasaan orang hanya dari mendengar pertanyaannya!” balas Kyuhyun
seakan membenarkan tebakan Kang In-ssi.
“Ahm… Hyung, kami ingin
bertemu dengan Sungmin Hyung!” Siwon langsung menyela, berani sekali Kyuhyun
bilang begitu!
“Sungmin kurang enak badan
makanya dia tidak bisa diganggu!” ucap Kang In-ssi. Aduh… di depan mungkin kami
bisa mengelabui pengawal-pengawal itu tapi di sini kami berhadapan dengan Kang
In, bagaimana caranya kami mengelabuinya? Kami pun pulang tanpa sempat bertemu
Sungmin, entah apa yang terjadi pada Sungmin saat ini, kuharap dia baik-baik
saja. Tiba-tiba ponsel Kyuhyun berdering,
“Hyung?!!!!” pekik si
magnae begitu menekan tombol terima,
“Kalian sudah pulang?”
tanyanya, Kyuhyun menggunakan louds speaker.
“Nde, kami dalam
perjalanan…”
“Hyung, kau baik-baik
saja?” tanya Siwon. “Kang In Hyung bilang kau sedang tidak enak badan,”
“Oh dia bilang begitu ya?
Uhm… gwencana, kkochomaseyeo!”
“Sungmin-ssi, apa betul
tidak terjadi apa-apa? Kami sempat melihatmu saat di parkiran!” ucapku.
“Oh… Gwansim, nde…
gwencana!”
“Yaak… jangan berbohong
pada kami!” sela Sungyeon.
“Oh… kau juga ikut micchi
yeoja?” Sungmin mengatainya gadis gila.
“Mwo? Miccheo?” Sungyeon
berang, “Begini caramu berterima kasih pada orang yang mengkhawatirkanmu?”
“Whahahahaaaa… kau
mengkhawatirkanku? Apa kau lupa minum obat?”
“Yaak… jangan besar kepala
dulu. Aku tidak ingin kehilangan teman bertengkar yang paling asyik sepertimu!”
“Hahahaha… kalau begitu
tunggu aku di kampus besok!”
“Hyung, segera hubungi
kami kalau kau butuh bantuan!” sela Kyuhyun.
“Uhm… gomawo!” tutupnya.
***
Kami semua kaget melihat
penampilan Sungmin keesokan harinya, wajahnya penuh lebam. Pasti dia dipukul
habis-habisan oleh Hyung-nya. Kyuhyun naik darah, mana ada kakak bertindak
seperti itu terhadap adiknya, katanya. Sungmin hanya dapat tersenyum perih,
mungkin ini memang nasibnya, tandasnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi,
Sungmin akan dipindahkan ke Rusia, dia akan diasingkan oleh keluarganya. Aku
tahu bagaimana perasaan keluarga Sungmin yang mengetahui kalau dia menyimpang,
tapi kalau sampai membuang anak sendiri, ini sangat berlebihan.
“Yaak, micchi yeoja… aku
pasti akan merindukanmu! Kalau aku menelponmu untuk bertengkar, kau harus
mengangkatnya!” ucapnya pada Sungyeon. Sahabatku itu terlihat muram sepertinya
dia tidak senang akan kepergian Sungmin ini.
“Yeon~a…” tegurku saat
menghampiri sahabatku yang menyendiri di taman. “Ada apa, apa kau ada masalah?”
“Anio…” ucapnya lirih,
“Tapi yang kulihat tidak
seperti itu. Katakanlah, apa kau tidak percaya padaku?”
“…” Sungyeon diam untuk
sesaat,
“Apa karena rencana
kepergian Sungmin?” tebakku. Dia semakin menekuk wajahnya.
“Aku tak tahu kenapa
hatiku jadi sesak saat dia bilang akan pergi, aku takut…”
“Takut?” tanyaku,
“Aku takut kalau aku telah
jatuh cinta padanya… apa yang akan terjadi kalau benar aku menyukainya?” mata
sahabatku sembab, “Aku seperti kena karma oleh perbuatanku sendiri. Aku sering
memarahimu yang masih tetap mencintai Siwon meski Siwon kerap menyakitimu. Kini
aku termakan oleh serapahku sendiri, aku jatuh hati pada pria yang selalu
bertengkar denganku! Pria yang bila bertemu denganku hanya akan berakhir dengan
perdebatan dan saling ejek!” kupeluk Sungyeon yang mulai menangis, “Ini pasti
keliru… ya, pasti hanya kekeliruanku. Bukannya aku menyukai Yesung Oppa? Mana
mungkin perasaan itu beralih pada Lee Sungmin!”
Aku benar-benar kasihan
melihat Sungyeon, kurasa itu wajar, cinta bisa tumbuh karena kedekatan dan
kebersamaan. Di antara kami, dia lah yang paling sering menghabiskan banyak
waktu bersama Sungmin, entah itu di saat kami sedang berkumpul atau di saat
mereka belajar sebab mereka sekelas.
“Apa kita tidak bisa
mencegah kepergian Sungmin-ssi? Mungkin saja kita bisa membujuk Kang In-ssi!”
ucapku saat aku dan yang lain berkumpul.
“Kalau kau bernegosiasi
dengan Kang In Hyung, sama saja kau bernegosiasi dengan batu!” balas Kyuhyun.
“Jadi kita tinggal diam
saja?” desakku,
“Tentu tidak, kita tidak
boleh membiarkan Kang In Hyung seenaknya begini. Tapi kita tidak tahu harus
melakukan apa?!” Siwon menggerutu. Ponsel Siwon tiba-tiba bergetar, sepertinya
ada panggilan masuk.
“Nde, Hyung?” ucap Siwon
setelah menerima panggilannya. “Mwo? Sekarang?” Siwon tiba-tiba berteriak
kaget, aku dan Kyuhyun hanya melotot melihatnya. “Nde…” Siwon menutup
percakapannya dengan suara lirih.
“Ada apa?” tanyaku.
“Sungmin Hyung sekarang
dalam perjalanan ke bandara…” jawabnya, “Dia akan ke Rusia hari ini juga!”
“Mwo????” aku dan si
magnae berbarengan memekik.
“Dia meminta agar kita tidak menemuinya, kita
tidak perlu mengantarnya sebab dia tak ingin menangis karena melihat kita!”
“Lalu? Apa kita tinggal
diam saja?” tanyaku sedih.
“Tentu tidak, ayo kita ke
bandara!!!” ucap Kyuhyun, Siwon pun tersenyum dan segera menarik tanganku
menyusul Kyuhyun yang berjalan di depan.
“Tunggu… Sungyeon harus
diberitahu!” ucapku. Segera kuraih ponselku dan menghubunginya. Aduh, kenapa
tidak aktif? Berkali-kali kuulang namun hasilnya sama. Kemana anak itu?
Bagaimana kalau dia tidak dapat melihat Sungmin-ssi untuk terakhir kali?
To be continued ...
No comments:
Post a Comment