Sunday 21 June 2015

FF Flower + Guys - Part 7

Inspirated from Manga Best Seller Hanayori Dango



sebelumnya di ... Flower + Guys (Part 6)

Aku kembali ke Neul Paran, sekolah yang nyaris kutinggalkan. Berkutat dengan tugas dan kesibukan sekolah telah menjadi rutinitasku selama ini. Aku juga semakin sering mengikuti bimbingan kelompok belajar sebagai persiapan olimpiade. Teman-teman yang dulu begitu sungkan padaku saat aku masih bersama Siwon kini kembali memperlakukanku acuh seperti dulu. Aku senang dengan kehidupan lamaku yang telah kembali, tak ada masalah dan hal-hal yang menambah beban pikiranku selain belajar dan hanya belajar.
“Ugghhhhhh!!! Lelahnya kalau terus begini!” gerutu Kyuhyun sambil memijat belakang lehernya usai kami mengikuti bimbingan belajar.
“Setelah olimpiade, semua akan berakhir, jadi kau bersabarlah!” ucapku, meski aku juga sangat lelah dan mataku sudah sangat berat.
“Kau ada jemputan? Ini sudah malam!” tanya Kyuhyun. Aku diam, sepertinya aku harus pulang sendiri sebab Yesung Oppa sedang tidak enak badan, aku tidak mau menyusahkannya.
“Nde…” jawabku bohong pada Kyuhyun, aku juga tak mau menyusahkannya sebab kulihat dia sudah kelelahan.
“Oh… ya sudah, aku mau menelpon supirku dulu!” ucapnya. Kami pun berjalan bersama menuju parkiran, kulihat ada mobil milik Siwon,
“Hyung…?” tegur Kyuhyun, dari respon yang diberikan Kyuhyun, aku bisa menebak kalau dia kaget. “Apa yang Hyung lakukan di sekolah?!” Siwon terlihat gelagapan mendapat pertanyaan seperti itu dari dongsaengnya.
“Gwansim!” tiba-tiba ada seseorang yang menegurku, kulihat Donghae datang dengan sepeda motornya.
“Donghae?!” ucapku heran.
“Ayo kita pulang!” ajaknya,
“Oh… jadi maksudmu yang akan menjemputmu adalah Donghae?” tanya Kyuhyun. Aku jadi bingung sendiri, padahal aku tidak punya jemputan dan tidak pernah meminta Donghae untuk menjemputku.
“Sudahlah… cepat pulang, ini sudah malam. Besok jadwal kita masih padat jadi kau harus cepat beristirahat!” ucap Kyuhyun. Dengan senyuman khasnya, Donghae menyodorkan helm padaku. Segera aku memasang helmnya dan naik ke motornya.
“Hyung…!” tegur Kyuhyun pada Siwon, “Apa yang Hyung lakukan di sini?!” dia mengulang pertanyaannya yang belum dijawab Siwon tadi.
“Aish… aku datang untuk menjemputmu! Cepat naik!” jawab Siwon dengan ketus.
“Wah… Hyung baik sekali, tapi aku sudah menelpon supirku!”
“Telpon kembali supirmu dan katakan kalau kau sudah ada yang jemput!”
“Em…… kalau begitu kami permisi dulu! Sampai besok Kyuhyun!” aku menyela pembicaraan mereka dan setelahnya menghilang bersama Donghae.
“Sudah cepat naik!!!!” masih dapat kudengar Siwon menghardik Kyuhyun.
“Iya, iya, iya, kasar sekali! Lagi datang bulan ya Hyung?!”
“Kau…..”
>.<
            “Donghae~a…kenapa kau menjemputku?” tanyaku saat kami dalam perjalanan
            “Memangnya tidak boleh?” tanyanya balik
            “Bukan begitu, aku hanya kaget saja kau tiba-tiba datang!”
            “I’m care for you so I will do everythings to protect you!”
            “Wah… sok pakai bahasa Inggris, ya sudah, terima kasih!” ucapku sambil tertawa. Donghae tiba-tiba menepi, “Kenapa?” tanyaku heran. Aku pun turun dari motor dan disusul olehnya,
            “Aku… ingin berbicara serius denganmu!” dia menjawab pertanyaanku.
            “Apa?”
            “Aku…” ucapannya terpotong saat suara klakson mobil menengahi kami.
            “Yaa… kenapa kalian singgah? Apa motornya mogok?” tanya Kyuhyun, dia singgah saat melihat kami di jalan.
            “Aniya… Donghae ingin mengatakan sesuatu makanya kami singgah dulu!”
            “Yaa… Lee Donghae, ini sudah malam, antar dia pulang secepatnya! Kalau kau ingin mengatakan sesuatu, bicaralah besok, jangan menyita waktu istirahatnya!”
            “Nde, aku hanya sebentar!” balas Donghae. Tiba-tiba Siwon keluar dari mobilnya. Dia menghampiri aku dan langsung menarik tanganku.
            “Siwon-ssi… apa yang kau lakukan?” tanyaku heran, apa lagi ini? Memangnya kesalahan apa lagi yang kubuat sehingga dia menarikku seperti ini. Dia membuka pintu depan dan menyuruh Kyuhyun keluar. Begitu dongsaengnya keluar, Siwon langsung memasukkan aku ke mobilnya.
            “Hyung… aku bagaimana?” tanya Kyuhyun.
            “Cari tumpangan sendiri!” balas Siwon. Dia langsung masuk ke mobil dan segera meninggalkan lokasi.
            “Yaa… hyung, aku sudah membatalkan supirku tadi, kenapa kau tega padaku?!” teriak Kyuhyun namun percuma karena kami sudah jauh. Sepanjang jalan aku hanya diam, aku terlalu ragu untuk bicara.
            “Em… jangan salah paham padaku, aku hanya ingin mengantarmu pulang. Ini sudah terlalu larut untuk seorang siswi pulang sekolah dan kurasa Donghae tidak paham akan hal itu.” Siwon membuka percakapan, aku hanya mengangguk gugup.
            “Gomawo…” ucapku. Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai, begitu turun dari mobil, kuucapkan terima kasih sekali lagi padanya. Meski ia tidak menggubris dan langsung saja kabur, aku yakin dia menerima permintaan terima kasihku.
            “Baru pulang?!” tiba-tiba Yesung Oppa muncul saat aku membalik badan.
            “Ommo! Oppa, kau membuatku kaget. Nde… aku ada pelajaran tambahan makanya pulang larut.”
            “Diantar Siwon lagi?” tanyanya. Aku kikuk, apa mesti berbohong agar dia tidak marah? Sebab kulihat sepertinya dia kurang suka pada Siwon.
            “Nde…” jawabku jujur, aku tidak terbisaa berbohong dan kali ini pun begitu. Tanpa protes lagi Oppaku membalik badan dan masuk pekarangan. “Oppa… jangan marah, Siwon pria yang baik kok! Dia tidak pernah bertindak kurang ajar padaku.” ups… baru saja aku bersumpah tidak akan berbohong tapi apa yang kukatakan barusan telah melanggar sumpahku.
            “Dia anak orang kaya, aku takut kalau kau hanya dipermainkan! Anak dari kalangan jetset seperti dia tentu memiliki banyak teman wanita yang jauh lebih hebat darimu. Kalau dia bisa mendapatkan yang lebih bagus darimu, lalu kenapa dia memilihmu? Kau hanya akan dipermainkan!” aku tertegun mendengarnya,
            “Siwon tidak seperti itu Oppa! Jangan selalu menganggap orang kaya adalah orang yang sombong! Jangan menyamaratakan orang kaya adalah orang yang suka mempermainkan orang lain!”
            “Memang begitu kenyataannya, kau belum merasakannya saja makanya lebih baik berpisahlah sekarang daripada harus menunggu kau disakiti dulu!”
            “Siwon mencintai seorang gadis dan sampai sekarang pun begitu, meski gadis itu telah tiada namun dia tetap menyimpan cinta itu dengan utuh! Coba katakan Oppa, apa orang seperti itu masih tergolong orang yang suka mempermainkan orang lain?!”
            “Apa? Siwon mencintai gadis lain? Lalu kenapa dia masih berhubungan denganmu?” Astaga aku kelepasan bicara, “Beraninya dia menjadikanmu pacar sementara dia malah mencintai orang lain. Dan bodohnya lagi kau sudah mengetahuinya namun masih tetap bersamanya!”
            “Hyung… apa yang terjadi? Kenapa kalian bertengkar?” tiba-tiba Jongjin Oppa datang, Yesung Oppa tidak menggubris adiknya sebab perhatiannya semua kepadaku, matanya menatap tajam dan marah padaku.
            “Karena aku mencintainya! Aku sangat mencintainya!” jawabku,
            “Mwo?”
            “Aku ingin pasangan seperti Siwon, pasangan yang setia sepertinya. Aku ingin dia mencintaiku seperti dia mencintai Yeonhee meski sekarang Yeonhee telah tiada!”
“Apa? Jadi kau ingin seperti gadis itu? Kau ingin meninggal demi mendapatkan cintanya?”
“Iya… aku rela, aku ingin dia mencintaiku meski kelak aku telah tiada!” wajah Oppa jadi merah padam, kulihat dia mengayunkan tangannya ke arahku,
            “Yaak… Yesung~a hajima!” Eomma datang dan menghalangi Oppa.
            “Oppa mau memukulku?” tanyaku tidak percaya,
            “Karena Oppa tidak suka kau selalu membelanya!”
            “Sudahlah… sudah, jangan bertengkar lagi! ini sudah malam, semua tetangga nanti tertanggu!” bujuk eomma.
            “Hyung, kasihan Gwansim, dia baru pulang sekolah dan sekarang dia butuh istirahat.” bujuk Jongjin Oppa. Yesung Oppa tidak punya pilihan, dia masuk ke rumah dengan langkah marahnya.
T__T

Sepanjang waktu aku terus termenung, entah apa yang merasukiku semalam sehingga aku berani menetang Oppa. Baru kali ini aku berbicara dengan nada tinggi padanya, dan baru kali ini dia marah sampai ingin memukulku. Aku hanya tidak suka dia memandang Siwon seburuk orang kaya kebanyakan, aku lelah berulang kali menjelaskan padanya bahwa Siwon bukan orang jahat seperti yang dia kira. Entahlah… apakah aku yang terlalu sensitive atau kah Oppa yang terlalu keras kepala? Aku tidak suka ada yang menjelek-jelekkan Siwon di depanku, meski itu Oppaku sendiri.
“Kau ada masalah?” tiba-tiba Kyuhyun muncul dari belakangku,
“Oh… bukan masalah besar!” balasku.
“Bukan masalah besar ya? Tapi sepanjang bimbingan belajar tadi kau kelihatannya tidak konsentrasi!”
“Kau memperhatikanku?” tanyaku balik
“Soalnya kau terlihat aneh!” jawabnya, baru saja aku akan angkat bicara…
“Gwansim~a… kau bertengkar dengan Yesung Oppa ya?” seru Sungyeon tiba-tiba. Kyuhyun yang tadinya sudah curiga kalau aku bermasalah akhirnya tahu keadaan yang sebenarnya.
“Benar kau bertengkar dengan Oppa-mu?” tanya Kyuhyun.
“Irgh… kenapa kau ini! Bisa tidak jangan teriak?” aku menegur sahabatku itu.
“Mianhe, aku hanya kaget soalnya dapat telpon dari eomma-mu, katanya semalam kau baru saja bertengkar dengan Yesung Oppa!” jawab Sungyeon polos.
“Aduh… eomma untuk apa melapor padamu?!” desisku.
“Eomma-mu takut melihat kondisimu yang murung sejak semalam makanya aku diminta untuk menjagamu!”
“Memangnya kenapa kau bertengkar dengan oppa-mu? Apa karena pulang larut semalam?” tanya Kyuhyun. Aku menggeleng,
“Mereka bertengkar karena Siwon!” Sungyeon yang menjawab pertanyaan Kyuhyun.
“Yaak, memangnya eommaku bercerita sampai di mana padamu?” aku kaget Sungyeon sampai tahu sedetail ini.
“Semuanya! Eomma-mu bilang kau bertengkar karena Yesung Oppa tidak senang kau jalan dengan Siwon, dan juga kau marah karena Oppa selalu menjelek-jelekkan Siwon…” buru-buru kusumpal mulut Sungyeon agar Kyuhyun tak perlu dengar lebih banyak.
“Ada apa kalian menyebut-nyebut namaku?” tiba-tiba Siwon muncul bersama Sungmin, Sungyeon bergidik dan aku menelan ludah.
“Ah… tidak ada apa-apa kok Hyung! Kami hanya membahas masalah olimpiade nanti!” Kyuhyun mencoba memutar topik. Siwon menatap tajam dongsaengnya itu seakan berkata– memangnya kau pikir aku tuli?- seketika Kyuhyun diam.
“Beritahukan pada Oppamu, kau dan aku tidak ada hubungan apa-apa lagi!” dia berpaling menatapku. “Dia tak perlu khawatir lagi aku mendekatimu sebab aku tidak memliki perasaan apa-apa padamu, sejak dulu sampai sekarang!”
“Yaak… bisakah kau bicara lebih sopan pada seorang gadis?” tegur Sungyeon, Siwon lantas meliriknya. Sungyeon memegang tanganku, sepertinya dia ketakutan.
“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya padanya, aku tidak suka Oppa-nya menjelek-jelekkan aku sementara aku dan gadis ini tidak punya hubungan apa-apa lagi!”
“Dia juga tidak suka kalau kau dijelek-jelekkan makanya Gwansim bertengkar dengan oppa-nya! Sejak bersahabat dengan Gwansim, sekalipun aku tidak pernah mendengar dia bertengkar dengan oppa-nya. Baru kali ini mereka bertengkar dan itupun untuk membelamu!” seru sahabatku. Siwon bungkam,
“Kurasa itu sudah sepantasnya dia lakukan sebab oppa-nya menjelek-jelekkan orang yang salah!”
“Noe jeongmal…” Sungyeon geleng-geleng kepala,
“Mwo?” tantang Siwon.
“Ah sudahlah… Wonnie bukannya kau ada pertemuan keluarga?” Sungmin menyela, kurasa dia ingin melindungi Sungyeon.
Untunglah semua berakhir sebelum kemarahan Siwon datang, setelah si pemimpin Flower Guys itu pergi seperti bujukan Sungmin, keadaan jadi sedikit kaku.
“Mmmm… bagaimana kalau kita jalan?” Kyuhyun langsung nyeletuk saat diam menyelimuti kami.
“Sepertinya bagus, kau dan Gwansim akhir-akhir ini belajar ekstra untuk menghadapi olimpiade makanya butuh sedikit refreshing!” Sungmin mengiyakan. Akhirnya kami berempat menghabiskan sore di Hyundae Depertment Store. Kekakuan Sungyeon dan Sungmin sangat terlihat jelas pasca ciuman kecelakaan itu, aku dan Kyuhyun pun hanya dapat tertawa geli secara sembunyi-sembunyi.
Aku termenung saat melalui outlet perhiasan, jejeran cincin berpasangan yang terpajang di lemari kaca membuatku teringat dengan cincin pemberian Siwon.
“Jangan bersedih! Semua akan berakhir, namun hanya waktu yang dapat menjawab apakah akan berakhir dengan kebahagiaan atau kesedihan,” dia merangkul pundakku. Aku tersenyum tipis, ya… semua akan berakhir namun entah kapan?
“Oppa…!!!” terdengar suara lengkingan seorang gadis dari belakangku. Buru-buru aku dan Kyuhyun berbalik, kulihat seorang gadis manis dengan dandanan casual namun berwajah masam melihatku.
“Hara!” ucap Kyuhyun.
“Kau kenal?” tanyaku pada pria di sampingku itu.
“Yaak, siapa dia? Kenapa kau memeluknya?” bentak gadis manis itu, buru-buru Kyuhyun melepas rangkulannya dan akupun sedikit menjauh darinya.
“Mmmmm… dia chingu-ku!” jawab Kyuhyun, aku mengangguk mengiyakan agar dia tidak salah paham. “Yeoja chingu-ku!” sambung Kyuhyun lagi, mataku membulat, apa kau bilang? Kutatap Kyuhyun dengan tatapan - sejak kapan aku jadi pacarmu? Kyuhyun balik menatapku dengan tatapan memohon belas kasihan.
“Mwo? Jadi dia gadis yang membuatmu menolakku?” desak gadis manis itu.
“Mianhe… aku tidak bisa meninggalkannya sebab aku lebih mencintainya!”
“Arrggg… aku tidak terima, baguslah kau membawanya ke hadapanku, dasar gadis jalang!!!” gadis yang bernama Hara itu langsung menghampiriku dan menjambak rambutku.
“Aaaaaarrrrrgggggg!!!!!!” teriakku kesakitan,
“Rasakan ini, dasar kau perebut pacar orang!” bentak gadis itu beringas.
“Yaak, Hara lepaskan!” Kyuhyun berusaha memisahkan kami. Lama kami bertiga tarik menarik sehingga sukses menarik perhatian pengunjung mall. Kepalaku serasa mau pecah, tenaga gadis ini seperti tenaga kuda, dia seperti bersemangat sekali menyiksaku. Parahnya lagi Kyuhyun belum berhasil juga menjauhkan gadis itu dariku.
“Yaak! Apa yang kau lakukan pada Gwansim?!” dari jauh kudengar pekikan Sungyeon yang tadi sempat terpisah denganku. Greb… kulihat Sungyeon menjambak gadis itu, “Lepaskan Gwansim!” bentak Sungyeon, jadilah pertengkaran itu semakin seru. Aku dijambak gadis itu dan gadis itu dijambak Sungyeon.
“Hara~ya lepaskan! Jangan seperti ini!” Kyuhyun dengan sekuat tenaga berusaha menarik gadis itu dan sukurlah kali ini dia berhasil. Sementara Sungyeon buru-buru ditarik Sungmin. Kupegangi kepalaku, apa rambutku masih ada? Kuraba-raba rambutku, sukurlah masih ada yang tersisa.
“Aku tidak rela Oppa, aku tidak akan melepaskanmu pada wanita lain! Kau milikku Oppa, kau tidak boleh berpaling dariku!” gadis itu meronta-ronta dalam pelukan Kyuhyun.
“Hyung… bawa Gwansim pergi!” pinta Kyuhyun pada Sungmin. Tanpa banyak protes, Sungmin membawaku pergi, tak lupa dia menarik Sungyeon untuk ikut.
Setelah berlari lumayan jauh, kami singgah sejenak mengatur napas. Entah bagaimana keadaan Kyuhyun sekarang.
“Dia siapa sebenarnya Sungmin-ssi?” tanyaku ngos-ngosan.
“Tadi Kyu memanggilnya Hara ya? Berarti dia mantannya Kyu!”
“Dia seperti bukan perempuan saja!” tambah Sungyeon.
“Dia memang sedikit tidak waras, dia posesife makanya Kyu meninggalkannya!”
“Pantas tadi Kyuhyun-ssi berbohong dan mengakui aku sebagai pacarnya di depan gadis itu,”
“Gila… Kyuhyun pacaran sama cewek sinting! Ternyata playboy bisa salah pilih juga!” Sungyeon geleng-geleng kepala.
“Ya sudah… kita pulang saja!” ajak Sungmin.
“Lha… Kyuhyun-ssi bagaimana?” tanyaku
“Dia sudah terbiasa mengurus gadis sinting seperti Hara jadi tidak usah cemas! Lagian malah tambah gawat kalau kita masih di sini, kalau kedapatan gadis itu, apa kau masih tahan dijambak?” tanyanya yang kupikir lebih tepat disebut ancaman.
“Ya sudah… ayo pergi!” Sungyeon langsung menarik tanganku meninggalkan mall.
>.<

Hari ini aku tidak ikut bimbingan belajar di sekolah, aku pulang lebih awal dengan alasan tidak enak badan. Sampai sekarang aku dan Yesung Oppa belum teguran dan itu sangat mengganggu pikiranku sehingga aku tidak dapat berkonsentrasi. Saat bus yang kutumpangi melalui taman dekat rumah, kulihat Yesung Oppa bermain basket. Aku langsung turun, kupikir aku yang harus meminta maaf duluan agar masalah ini tidak berlarut-larut. 
“Apa kau yang bernama Kim Gwansim?” tanya seorang pria bertampang sangar padaku saat aku baru akan menyeberang jalan.
“Nde…” jawabku ragu. Beberapa orang berkostum sama dengannya merapat ke arahku.
“Silakan ikut kami!” perintahnya.
“Siapa kalian?” tanyaku, kucoba mundur, perasaanku mulai tidak enak melihat tingkah mereka. Kulihat orang yang bertanya padaku memberi isyarat pada temannya yang berada di belakangku. Greb… orang di belakangku membekap mulutku, aku mencoba meronta namun mereka terlalu kuat untuk kulawan. Gerkk, kugigit tangan orang yang menyumpal mulutku,
“Oppaaaaaaaaaa…” teriakku, kuharap Yesung Oppa mendengarnya. Aku dimasukkan ke mobil dan buukkk… seseorang memukul leherku hingga aku kehilangan kesadaran.
Saat aku terbangun, kaki dan tanganku sudah terikat, aku duduk di sebuah kursi dan… jantungku berdegup kencang saat kulihat posisiku berada di ujung seluncuran yang bermuara di sebuah kolam. Keringat dinginku mengucur, sekali saja aku bergerak, aku akan terjun.
“Kau sudah sadar?” suara itu mengagetkanku, dan aku lebih kaget lagi saat kulihat Hara berdiri sambil melipat tangan.
“Kau?” tegurku tidak percaya.
“Ternyata cukup mudah menemukanmu, kau lumayan terkenal di sekolah sehingga gampang mendapatkan datamu.”
“Apa maumu?”
“Aku ingin memberimu pelajaran agar tidak sembarangan merebut pacar orang!” jawabannya membuatku tertawa miris,
“Kau salah paham, sebenarnya…”
“Aku tidak ingin mendengar ceritamu! Aku muak!” perlahan dia ke arahku, kuharap dia belum berniat mendorongku. Dia angkatnya daguku, diamatinya wajahku kiri dan kanan. “Cih… kau tak ada cantik-cantiknya tapi kenapa Oppa malah memilihmu? Lihat kulitmu kotor dan pipimu chaby, hidungmu tidak setinggi hidungku dan bibirmu tidak secantik bibirku!” gadis itu berceloteh sendiri membandingkan aku dengan dirinya. Kurasa Sungmin benar, gadis ini memang tidak waras.
“Coba kalian lihat, cantikan mana, aku atau dia?!” dia bertanya pada orang-orangnya yang tadi menculikku.
“Tentu saja nona lebih cantik!” jawab mereka serempak. Ini benar-benar gila! Gadis itu mengamati wajahku sekali lagi. Aku takut… aku takut dia mendorongku hingga aku meluncur di kolam, aku tidak tahu berenang.
“Cukur habis alisnya! Aku ingin membuatnya sejelek mungkin agar Kyu Oppa tidak berminat lagi padanya,” perintahnya pada beberapa pelayan wanita yang mendampinginya.
“Mwo? Jangan! Kumohon jangan!” pintaku ketakutan. Pelayan wanitanya mendekat ke arahku sambil membawa pisau cukur, air mataku mulai menggenang,
“Nona… ada telpon!” seru bodyguard-nya. Gadis itu cemberut karena merasa terusik,
“Oppa!” serunya gembira melihat ke layar ponselnya, dia menerima panggilan video. “Coba lihat siapa yang sedang bersamaku?!” dia mengarahkan ponselnya padaku, di layar kulihat Kyuhyun dengan wajah cemasnya.
“Gwansim… kau baik-baik saja?” tanyanya,
“Bagaimana mungkin dia baik-baik saja kalau dia diculik!” kulihat Sungyeon mengomel di belakangnya.
“Kyuhyun-ssi tolong aku!” isakku.
“Oppa, responmu cepat juga. Perasaan baru sebentar aku mengirim foto gadis ini dalam penyandraanku, kau sudah menelpon. Sepertinya kau benar-benar menyayanginya!”
“Tidak Hara~ya… jangan sakiti dia, dia tidak tahu apa-apa, dia tidak salah!”
“Apanya yang tidak salah? Dia merebutmu dariku dan itu adalah kesalahan paling fatal yang telah dia lakukan padaku!” gadis itu mendekat ke arahku, “Oppa, bagaimana kalau alisnya kucukur habis,”
“Mwo?” pekikan Kyuhyun terdengar jelas,
“Kyaaa… gadis sinting, jangan sentuh Gwansim! Kalau kau sampai melakukan itu, akan kugunduli kepalamu!” Sungyeon berteriak,
“Wah… ide yang bagus, kurasa aku juga harus mencukur habis rambutnya!” ucapnya membelai rambutku.
“Aduh… Hyung, bawa Sungyeon pergi!” Kyuhyun berdebat dengan masalahnya di sana sementara aku di sini hanya bisa pasrah.
“Kau menganggu saja! Biarkan Kyu bernegosiasi!” kudengar Sungmin angkat bicara.
“Chaggiya… siapa bilang aku menyayanginya, aku hanya sayang padamu!” Kyuhyun mulai mengeluarkan gombalannya.
“Bohong! Kemarin kau bilang dialah gadis yang menarik perhatianmu sehingga kau memilih meninggalkanku!”
“Kemarin aku hanya bercanda, mana mungkin aku meninggalkanmu demi dirinya. Katakanlah kau di mana biar aku menemuimu!”
“Tidak! Kau pasti hanya membujukku! Aku tahu kau bohong!”
“Aku tidak mau berbohong, bohong itu dosa ‘kan? Aku sungguh tidak peduli pada gadis itu, aku hanya mengkhawatirkanmu! Kalau kau menyakitinya, kau bisa masuk penjara, kalau kau melukainya, tanganmu yang halus bisa lecet!” pllletakkk… ada sepatu melayang menimpa kepala Kyuhyun,
“Kau lebih peduli pada tangan gadis itu dibanding keselamatan Gwansim?!” bentak Sungyeon.
“Kyaaak, Hyung lakukan sesuatu! Bawa Sungyeon pergi!” ringis Kyuhyun. Air mataku mengalir, kalau begini terus aku tidak akan selamat. “Chaggi… dengarlah, kita bisa membahas ini bersama-sama! Jangan sakiti Gwansim nanti kau sendiri yang repot! Jangan buat tanganmu lecet karena melukai dia!”
“Menyakiti Gwansim?” kudengar ada tambahan suara lagi di ponsel, “Ada apa dengan Gwansim?” ponselpun sepertinya berpindah tangan dan kulihat wajah Siwon di layar.
“Gwansim?!!!!!!!” Siwon kaget melihat kondisiku yang terikat.
“Siapa kau?” tanya Hara.
“Kau sendiri siapa? Kenapa Gwansim ada padamu?”
“Dia sandraku, aku akan membuatnya menyesal telah merebut Kyuhyun Oppa dariku!”
“Mwo? Kyuhyun kau dan Gwansim pacaran?” tanyanya pada Kyuhyun. Astaga… kenapa jadi semakin ruwet begini?
“Oppa! Kenapa di sana banyak orang? Kau sengaja memanggil mereka untuk mengeroyokku?!” Hara mulai kesal.
“Tidak chaggy! Aku mana berani menyakitimu! Katakan kau di mana biar kita bertemu!”
“Shirro!” cklik… telpon dimatikan oleh Hara. Dia melirikku, “Kau sungguh menyebalkan! Yaak, cepat cukur alisnya!” bentaknya pada pelayannya.
“Jangan… kumohon! aku dan Kyuhyun-ssi tidak punya hubungan apa-apa! Kami hanya teman, percayalah.” Aku hanya bisa pasrah saat pelayannya mendaratkan pisau cukurnya di atas mataku.
“Gwansim!!!!!” kudengar seseorang memanggil namaku, kulihat Yesung Oppa di bawah kelabakan mencari keberadaanku.
“Oppa!!!” teriakku, buru-buru Hara menyumpal mulutku namun untung Oppa sudah lebih dulu melihatku di atas. Oppa pun segera naik ke tempat penyekapanku, dengan napas ngos-ngosan dia akhirnya berhasil menemukanku.
“Apa yang kau lakukan pada dongsaengku? Kenapa kau menculiknya?” tanyanya pada gadis itu.
“Kenapa dia bisa sampai ke sini? Bagaimana sih cara kerja kalian, sampai kalian tidak tahu ada yang membuntuti kalian?” bentaknya pada orang-orangnya. “Apa lagi yang kalian tunggu?! Cepat tangkap dia!” gadis itu memberi perintah. Dalam sekejap orang-orang itu berduel dengan Oppaku, mereka berhasil melumpuhkan Oppa yang memang tidak sebanding dengan mereka.
“Jangan sakiti Oppaku, kumohon!” ringisku pada gadis itu.
Aku dan Yesung Oppa diikat, tak henti-hentinya aku menangis melihat wajahnya yang babak belur.
“Uljimarayo…” bujuknya padaku, “Aku baik-baik saja!”
“Kenapa Oppa datang? Lihatlah Oppa jadi begini!”
“Aku mana mungkin berdiam diri saja saat melihat adikku dimasukkan ke mobil dengan paksa oleh orang-orang yang menyeramkan?”
“Jadi Oppa mendengar teriakanku?”
“Uhm…” dia mengangguk, sesekali dia meringis karena memar di wajahnya. “Siapa mereka? Kenapa mereka menculikmu?”
“Gadis itu hanya salah paham, dia mantannya Kyuhyun. Kemarin dia melihatku bersama Kyuhyun di mall dan dia pikir aku telah merebut Kyuhyun darinya hingga dia marah dan melakukan ini padaku.”
“Sejak kau berhubungan dengan Siwon dan teman-temannya, kau…”

“Oppa, tolong jangan menjelek-jelekkan teman-temanku lagi, kumohon!” kupotong perkataan Oppa-ku sebab aku sungguh tidak ingin mendengar ia menghina teman-temanku.

to be continued ...

No comments:

Post a Comment